Sabtu, Desember 01, 2007

2005 MOTOR

Oleh : Rasid Rachman

Ada banyak sebutan untuk “motor” oleh orang Nias. Kata motor sendiri jarang diucapkan. Bagi orang asing di Nias, mendengar istilah “motor”nya orang Nias pasti membingungkan. Bagi orang Nias, mendengar orang asing menyebut motor, juga membingungkan.
Konon sebutan yang paling tua adalah “honda”. Honda tidak melulu merk motor, tetapi semua motor merk apa pun bisa disebut honda. Jadi bisa saja terdengar ucapan: “Wah, honda abang merknya apa ini?”
Yang paling lazim, motor disebut kereta. Entah bagaimana, tetapi kereta artinya motor. Di Nias memang tidak ada kereta api, sehingga kereta hanya memiliki satu arti: ya motor itu.
Roda dua juga agak lazim. Pokoknya orang mengerti dan terbiasa juga menyebut roda dua untuk motor. Yang ini, logikanya jelas; roda motor memang ada dua: depan dan belakang. Tetapi mobil tidak disebut roda empat, atau truk tidak disebut roda enam, tetapi sepeda tetap disebut sepeda.
Yang agak keren sebutan untuk ojek, yakni RBT (er be te). Hingga tulisan ini dibuat, saya tidak tahu secara pasti kepanjangan sebenarnya dari RBT. Informasi yang dibisikkan ke saya: Rakyat Banting Tulang. Kepanjangan yang ini memang sangat jelas. Naik motor di Nias itu harus siap “banting tulang”, yah sopirnya, yah penumpangnya. Jalan yang rusak, berlubang, berbatu, penuh jurang, kadang malah bukan jalan untuk kendaraan, menyebabkan badan terguncag-guncang ketika mengendarai motor di Nias.
Selain jalan-jalannya rusak – kadang bukan jalanan yang dilalui – sopir RBT juga jago ngebut dan jago mengendarai motornya. Kadang badan dibanting, kadang harus turun dari motor karena tanjakan terjal atau jembatan darurat, atau kadang harus ikut pula mendorong motor. ¨

Tidak ada komentar: