Sabtu, Desember 15, 2007

LEKSIONARI TAHUN C

(2010, 2013, 2016, 2019, 2022, 2025)


ADVEN I
Perjanjian Lama Yeremia 33:14-16
Mazmur 25:1-10
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 3:9-13
Injil atau Evangelium Lukas 21:25-36

ADVEN II
Perjanjian Lama Maleakhi 3:1-4 atau Barukh 5:1-9
Responsorial: Lukas 1:68-79
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 1:3-11
Injil atau Evangelium Lukas 3:1-6

ADVEN III
Perjanjian Lama Zefanya 3:14-20
Responsorial: Yesaya 12:2-6
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 4:4-7
Injil atau Evangelium Lukas 3:7-18

ADVEN IV
Perjanjian Lama Mikha 5:2-5a
Mazmur Lukas 1:47-55 atau Mazmur 80:1-7
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 10:5-10
Injil atau Evangelium Lukas 1:39-45, 46-55

NATAL I
Perjanjian Lama Yesaya 9:2-7
Mazmur 96
Surat Rasuli atau Epistel Titus 2:11-14
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-14, 15-20

NATAL II
Perjanjian Lama Yesaya 62:6-12
Mazmur 97
Surat Rasuli atau Epistel Titus 3:4-7
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-7, 8-20

NATAL III
Perjanjian Lama Yesaya 52:7-10
Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 1:1-4, 5-12
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-14

MINGGU PERTAMA SETELAH NATAL
Perjanjian Lama 1Samuel 2:18-20, 26
Mazmur 148
Surat Rasuli atau Epistel Kolose 3:12-17
Injil atau Evangelium Lukas 2:41-52

YESUS DIBERI NAMA (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Bilangan 6:22-27
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 4:4-7 atau Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium Lukas 2:15-21

Tahun Baru (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Pengkhotbah 3:1-13
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:1-6a
Injil atau Evangelium Matius 25:31-46

MINGGU KEDUA SETELAH NATAL (A-B-C)
Perjanjian Lama Yeremia 31:7-14 atau Yesus bin Sirakh 24:1-12
Mazmur 147:12-20 atau Kebijaksanaan Salomo 10:15-21
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:3-14
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-9, 10-18

EPIFANIA (A-B-C)
Perjanjian Lama: Yesaya 60:1-6
Mazmur 72:1-7, 10-14
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 3:1-12
Injil atau Evangelium Matius 2:1-12

EPIFANIA I TUHAN DIBAPTIS
Perjanjian Lama Yesaya 43:1-7
Mazmur 29
Surat Rasuli atau Epistel Kisah Para Rasul 8:14-17
Injil atau Evangelium Lukas 3:15-17, 21-22

EPIFANIA II
Perjanjian Lama Yesaya 62:1-5
Mazmur 36:5-10
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 12:1-11
Injil atau Evangelium Yohanes 2:1-11

EPIFANIA III
Perjanjian Lama Nehemia 8:1-3, 5-6, 8-10
Mazmur 19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 12:12-31a
Injil atau Evangelium Lukas 4:14-21


EPIFANIA IV
Perjanjian Lama Yeremia 1:4-10
Mazmur 71:1-6
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 13:1-13
Injil atau Evangelium Lukas 4:21-30

EPIFANIA V
Perjanjian Lama Yesaya 6:1-8, 9-13
Mazmur 138
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 15:1-11
Injil atau Evangelium Lukas 5:1-11

EPIFANIA VI atau MINGGU BIASA I
Perjanjian Lama Yeremia 17:5-10
Mazmur 1
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 15:12-20
Injil atau Evangelium Lukas 6:17-26

EPIFANIA VII atau MINGGU BIASA II
Perjanjian Lama Kejadian 45:3-11, 15
Mazmur 37:1-11, 39-40
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 15:35-38, 42-50
Injil atau Evangelium Lukas 6:27-38

EPIFANIA VIII atau MINGGU BIASA III
Perjanjian Lama Yesaya 55:10-13 atau Yesus bin Sirakh 27:4-7
Mazmur 92:1-4, 12-15
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 15:51-58
Injil atau Evangelium Lukas 6:39-49

EPIFANIA IX atau MINGGU BIASA IV
Perjanjian Lama 1Raja 8:22-23, 41-43
Mazmur 96:1-9
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 1:1-12
Injil atau Evangelium Lukas 7:1-10

MINGGU TRANSFIGURASI (TUHAN DIMULIAKAN)
Perjanjian Lama Keluaran 34:29-35
Mazmur 99
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 3:12-4:2
Injil atau Evangelium Lukas 9:28-36, 37-43

RABU ABU (A-B-C)
Perjanjian Lama Yoel 2:1-2, 12-17 atau Yesaya 58:1-12
Mazmur 51:1-17
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 5:20b-6:10
Injil atau Evangelium: Matius 6:1-6, 16-21

MINGGU PRAPASKA I
Perjanjian Lama Ulangan 26:1-11
Mazmur 91:1-2, 9-16
Surat Rasuli atau Epistel Roma 10:8b-13
Injil atau Evangelium Lukas 4:1-13

MINGGU PRAPASKA II
Perjanjian Lama Kejadian 15:1-12, 17-18
Mazmur 27
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 3:17-4:1
Injil atau Evangelium Lukas 13:31-35 atau 9:28-36

MINGGU PRAPASKA III
Perjanjian Lama Yesaya 55:1-9
Mazmur 63:1-8
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 10:1-13
Injil atau Evangelium Lukas 13:1-9

MINGGU PRAPASKA IV
Perjanjian Lama Yosua 5:9-12
Mazmur 32
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 5:16-21
Injil atau Evangelium Lukas 15:1-3, 11b-32

MINGGU PRAPASKA V
Perjanjian Lama Yesaya 43:16-21
Mazmur 126
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 3:4b-14
Injil atau Evangelium Yohanes 12:1-8

MINGGU PRAPASKA VI
I. PALEM
Mazmur 118:1-2, 19-29
Injil atau Evangelium Lukas 19:28-40

II. SENGSARA
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 31:9-16
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium Lukas 22:14-23:56 atau 23:1-49

SENIN DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 42:1-9
Mazmur 36:5-11
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 9:11-15
Injil atau Evangelium Yohanes 12:1-11

SELASA DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 49:1-7
Mazmur 71:1-14
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:18-31
Injil atau Evangelium Yohanes 12:20-36

RABU DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 70
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 12:1-3
Injil atau Evangelium Yohanes 13:21-32

KAMIS PUTIH atau KAMIS SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Keluaran 12:1-4, 5-10, 11-14
Mazmur 116:1-2, 12-19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 11:23-26
Injil atau Evangelium Yohanes 13:1-17, 31b-35

UMAT AGUNG (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 52:13-53:12
Mazmur 22
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 10:16-25 atau 4:14-16, 5:7-9
Injil atau Evangelium Yohanes 18:1-19:42

SABTU SUNYI (A-B-C)
Perjanjian Lama Ayub 14:1-14 atau Ratapan 3:1-9, 19-24
Mazmur 31:1-4, 15-16
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 4:1-8
Injil atau Evangelium Matius 27:57-66 atau Yohanes 19:38-42

MALAM PASKA (A-B-C)
Kejadian 1:1-2:4a
Mazmur 136:1-9, 23-26
Kejadian 7:1-5, 11-18, 8:6-18, 9:8-13
Mazmur 46
Kejadian 22:1-18
Mazmur 16
Keluaran 14:10-31, 15:20-21
Keluaran 15:1b-13, 17-18
Yesaya 55:1-11
Yesaya 12:2-6
Amsal 8:1-8, 19-21, 9:4b-6 atau Baruch 3:9-15, 32-4:4
Mazmur 19
Yehezkiel 36:24-28
Mazmur 42 and 43
Yehezkiel 37:1-14Mazmur 143
Zefanya 3:14-20
Mazmur 98

Perjanjian Baru (A,B,C)
Roma 6:3-11
Mazmur 114
1Korintus 11:23-26
Injil atau Evangelium
Matius 28:1-10 atau Yohanes 13:1-17, 31b-35

MINGGU PASKA
Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 10:34-43 atau Yesaya 65:17-25
Mazmur 118:1-2, 14-24
Pembacaan Kedua 1Korintus 15:19-26 atau Kisah Para Rasul 10:34-43
Injil atau Evangelium Yohanes 20:1-18 atau Lukas 24:1-12

MINGGU PASKA (IBADAH PETANG-MALAM) (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 25:6-9
Mazmur 114
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 5:6b-8
Injil atau Evangelium Lukas 24:13-49

MINGGU PASKA II
Kisah Para Rasul 5:27-32
Mazmur 118:14-29 atau Mazmur 150
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 1:4-8
Injil atau Evangelium Yohanes 20:19-31

MINGGU PASKA III
Kisah Para Rasul 9:1-6, 7-20
Mazmur 30
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 5:11-14
Injil atau Evangelium Yohanes 21:1-19

MINGGU PASKA IV
Kisah Para Rasul 9:36-43
Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 7:9-17
Injil atau Evangelium Yohanes 10:22-30

MINGGU PASKA V
Kisah Para Rasul 11:1-18
Mazmur 148
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:1-6
Injil atau Evangelium Yohanes 13:31-35

MINGGU PASKA VI
Kisah Para Rasul 16:9-15
Mazmur 67
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:10, 22-22:5
Injil atau Evangelium Yohanes 14:23-29 atau Yohanes 5:1-9

MINGGU PASKA VII
Kisah Para Rasul 16:16-34
Mazmur 97
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 22:12-14, 16-17, 20-21
Injil atau Evangelium Yohanes 17:20-26

TUHAN YESUS NAIK KE SORGA (A-B-C)
Kisah Para Rasul 1:1-11
Mazmur 47 atau Mazmur 93
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:15-23
Injil atau Evangelium Lukas 24:44-53

PENTAKOSTA
Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 2:1-21 atau Kejadian 11:1-9
Mazmur 104:24-34, 35b
Pembacaan Kedua Roma 8:14:-17 atau Kisah Para Rasul 2:1-21
Injil atau EvangeliumYohanes 14:8-17, (25-27)

MINGGU TRINITATIS
Perjanjian Lama Amsal 8:1-4, 22-31
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Roma 5:1-5
Injil atau Evangelium Yohanes 16:12-15

MINGGU BIASA IV
Perjanjian Lama 1Raja 18:20-21, 22-29, 30-39 atau 1Raja 8:22-23, 41-43
Mazmur 96 atau Mazmur 96:1-9
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 1:1-12
Injil atau Evangelium Lukas 7:1-10

MINGGU BIASA V
Perjanjian Lama 1Raja 17:8-16, 17-24 atau 1Raja 17:17-24
Mazmur 146 atau Mazmur 30
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 1:11-24
Injil atau Evangelium Lukas 7:11-17

MINGGU BIASA VI
Perjanjian Lama 1Raja 21:1-10, 11-14, 15-21a atau 2 Samuel 11:26-12:10, 13-15
Mazmur 5:1-8 atau Mazmur 32
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 2:15-21
Injil atau Evangelium Lukas 7:36-8:3

MINGGU BIASA VII
Perjanjian Lama 1Raja 19:1-4, 5-7, 8-15a atau Yesaya 65:1-9
Mazmur 42 dan 43 atau Mazmur 22:19-28
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 3:23-29
Injil atau Evangelium Lukas 8:26-39

MINGGU BIASA VIII
Perjanjian Lama 2Raja 2:1-2, 6-14 atau 1Raja 19:15-16, 19-21
Mazmur 77:1-2, 11-20 atau Mazmur 16
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 5:1, 13-25
Injil atau Evangelium Lukas 9:51-62

INGGU BIASA IX
Perjanjian Lama 2Raja 5:1-14 atau Yesaya 66:10-14
Mazmur 30 atau Mazmur 66:1-9
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 6:1-6, 7-16
Injil atau Evangelium Lukas 10:1-11, 16-20

MINGGU BIASA X
Perjanjian Lama Amos 7:7-17 atau Ulangan 30:9-14
Mazmur 82 atau Mazmur 25:1-10
Surat Rasuli atau Epistel Kolose 1:1-14
Injil atau Evangelium Lukas 10:25-37

MINGGU BIASA XI
Perjanjian Lama Amos 8:1-12 atau Kejadian 18:1-10a
Mazmur 52 atau Mazmur 15
Surat Rasuli atau Epistel Kolose 1:15-28
Injil atau Evangelium Lukas 10:38-42

MINGGU BIASA XII
Perjanjian Lama Hosea 1:2-10 atau Kejadian 18:20-32
Mazmur 85 atau Mazmur 138
Surat Rasuli atau Epistel Kolose 2:6-15, 16-19
Injil atau Evangelium Lukas 11:1-13

MINGGU BIASA XIII
Perjanjian Lama Hosea 11:1-11 atau Pengkhotbah 1:2, 12-14, 2:18-23
Mazmur 107:1-9, 43 atau Mazmur 49:1-12
Surat Rasuli atau Epistel Kolose 3:1-11
Injil atau Evangelium Lukas 12:13-21

MINGGU BIASA XIV
Perjanjian Lama Yesaya 1:1, 10-20 atau Kejadian 15:1-6
Mazmur 50:1-8, 22-23 atau Mazmur 33:12-22
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 11:1-3, 8-16
Injil atau Evangelium Lukas 12:32-40

MINGGU BIASA XV
Perjanjian Lama Yesaya 5:1-7 atau Yeremia 23:23-29
Mazmur 80:1-2, 8-19 atau Mazmur 82
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 11:29-12:2
Injil atau Evangelium Lukas 12:49-56

MINGGU BIASA XVI
Perjanjian Lama Yeremia 1:4-10 atau Yesaya 58:9b-14
Mazmur 71:1-6 atau Mazmur 103:1-8
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 12:18-29
Injil atau Evangelium Lukas 13:10-17

MINGGU BIASA XVII
Perjanjian Lama Yeremia 2:4-13 atau Amsal 25:6-7 atau Yesus bin Sirakh 10:12-18
Mazmur 81:1, 10-16
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 13:1-8, 15-16
Injil atau Evangelium Lukas 14:1, 7-14

MINGGU BIASA XVIII
Perjanjian Lama Yeremia 18:1-11 atau Ulangan 30:15-20
Mazmur 139:1-6, 13-18 atau Mazmur 1
Surat Rasuli atau Epistel Filemon 1-21
Injil atau Evangelium Lukas 14:25-33

MINGGU BIASA XIX
Perjanjian Lama Yeremia 4:11-12, 22-28 atau Keluaran 32:7-14
Mazmur 14 atau Mazmur 51:1-10
Surat Rasuli atau Epistel 1Timotius 1:12-17
Injil atau Evangelium Lukas 15:1-10

MINGGU BIASA XX
Perjanjian Lama Yeremia 8:18-9:1 atau Amos 8:4-7
Mazmur 79:1-9 atau Mazmur 113
Surat Rasuli atau Epistel 1Timotius 2:1-7
Injil atau Evangelium Lukas 16:1-13

MINGGU BIASA XXI
Perjanjian Lama Yeremia 32:1-3a, 6-15 atau Amos 6:1a, 4-7
Mazmur 91:1-6, 14-16 atau Mazmur 146
Surat Rasuli atau Epistel 1Timotius 6:6-19
Injil atau Evangelium Lukas 16:19-31

MINGGU BIASA XXII
Perjanjian Lama Ratapan 1:1-6 atau Ratapan 3:19-26 atau Habakuk 1:1-4, 2:1-4
Mazmur 37:1-9 atau Mazmur 137
Surat Rasuli atau Epistel 2Timotius 1:1-14
Injil atau Evangelium Lukas 17:5-10

MINGGU BIASA XXIII
Perjanjian Lama Yeremia 29:1, 4-7 atau 2Raja 5:1-3, 7-15c
Mazmur 66:1-12 atau Mazmur 111
Surat Rasuli atau Epistel 2Timotius 2:8-15
Injil atau Evangelium Lukas 17:11-19

MINGGU BIASA XXIV
Perjanjian Lama Yeremia 31:27-34 atau Kejadian 32:22-31
Mazmur 119:97-104 atau Mazmur 121
Surat Rasuli atau Epistel 2Timotius 3:14-4:5
Injil atau Evangelium Lukas 18:1-18

MINGGU BIASA XXV
Perjanjian Lama Joel 2:23-32 atau Yeremia 14:7-10, 19-22 atau Yesus bin Sirakh 35:12-17
Mazmur 65 atau Mazmur 84:1-7
Surat Rasuli atau Epistel 2Timotius 4:6-8, 16-18
Injil atau Evangelium Lukas 18:9-14

PERINGATAN SEMUA ORANG KUDUS (1 November atau hari Minggu pertama November)
Perjanjian Lama Daniel 7:1-3, 15-18
Mazmur 149
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:11-23
Injil atau Evangelium Lukas 6:20-31

MINGGU BIASA XXVI
Perjanjian Lama Habakuk 1:1-4, 2:1-4 atau Yesaya 1:10-18
Mazmur 119:137-144 atau Mazmur 32:1-7
Surat Rasuli atau Epistel 2Tesalonika 1:1-4, 11-12
Injil atau Evangelium Lukas 19:1-10

MINGGU BIASA XXVII
Perjanjian Lama Hagai 1:15b-2:9 atau Ayub 19:23-27a
Mazmur 145:1-5, 17-21 atau Mazmur 17:1-9 atau Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel 2Tesalonika 2:1-5, 13-17
Injil atau Evangelium Lukas 20:27-38

MINGGU BIASA XXVIII
Perjanjian Lama Yesaya 65:17-25 atau Yesaya 12 atau Maleakhi 4:1-2a
Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel 2Tesalonika 3:6-13
Injil atau Evangelium Lukas 21:5-19

MINGGU BIASA XXIX (MINGGU KRISTUS RAJA)
Perjanjian Lama Yeremia 23:1-6
Mazmur 46

Surat Rasuli atau Epistel Kolose 1:11-20
Injil atau Evangelium Lukas 1:68-79 atau Lukas 23:33-43

*) Leksionari ini diambil berdasarkan Revised Common Lectionay

LEKSIONARI TAHUN B

(2009, 2012, 2015, 2018,2011,2014,2017)


ADVEN I
Perjanjian Lama Yesaya 64:1-9
Mazmur 80:1-7, 17-19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:3-9
Injil atau Evangelium Markus 13:24-37

ADVEN II
Perjanjian Lama Yesaya 40:1-11
Mazmur 85:1-2, 8-13
Surat Rasuli atau Epistel 2Petrus 3:8-15a
Injil atau Evangelium Markus 1:1-8

ADVEN III
Perjanjian Lama Yesaya 61:1-4, 8-11
Mazmur 126 atau Lukas 1:47-55
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 5:16-24
Injil atau Evangelium Yohanes 1:6-8, 19-28

ADVEN IV
Perjanjian Lama 2 Samuel 7:1-11, 16
Mazmur 89:1-4, 19-26 atau Lukas 1:47-55
Surat Rasuli atau Epistel Roma 16:25-27
Injil atau Evangelium Lukas 1:26-38

NATAL I
Perjanjian Lama Yesaya 9:2-7
Mazmur 96
Surat Rasuli atau Epistel Titus 2:11-14
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-14, 15-20

NATAL II (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 62:6-12
Mazmur 97
Surat Rasuli atau Epistel Titus 3:4-7
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-7, 8-20

NATAL III
Perjanjian Lama Yesaya 52:7-10
Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 1:1-4, 5-12
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-14

MINGGU PERTAMA SETELAH NATAL
Perjanjian Lama Yesaya 61:10-62:3
Mazmur 148
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 4:4-7
Injil atau Evangelium Lukas 2:22-40

YESUS DIBERI NAMA (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Bilangan 6:22-27
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 4:4-7 atau Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium Lukas 2:15-21

Tahun Baru (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Pengkhotbah 3:1-13
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:1-6a
Injil atau Evangelium Matius 25:31-46

MINGGU KEDUA SETELAH NATAL (A-B-C)
Perjanjian Lama Yeremia 31:7-14 atau Yesus bin Sirakh 24:1-12
Mazmur 147:12-20 atau Kebijaksanaan Salomo 10:15-21
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:3-14
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-9, 10-18

EPIFANIA (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 60:1-6
Mazmur 72:1-7, 10-14
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 3:1-12
Injil atau Evangelium Matius 2:1-12

EPIFANIA I TUHAN DIBAPTIS
Perjanjian Lama Kejadian 1:1-5
Mazmur 29
Surat Rasuli atau Epistel Kisah Para Rasul 19:1-7
Injil atau Evangelium Markus 1:4-11

EPIFANIA II
Perjanjian Lama 1Samuel 3:1-10, 11-20
Mazmur 139:1-6, 13-18
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 6:12-20
Injil atau Evangelium Yohanes 1:43-51

EPIFANIA III
Perjanjian Lama Yunus 3:1-5, 10
Mazmur 62:5-12
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 7:29-31
Injil atau Evangelium Markus 1:14-20

EPIFANIA IV
Perjanjian Lama Ulangan 18:15-20
Mazmur 111
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 8:1-13
Injil atau Evangelium Markus 1:21-28

EPIFANIA V
Perjanjian Lama Yesaya 40:21-31
Mazmur 147:1-11
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 9:16-23
Injil atau Evangelium Markus 1:29-39

EPIFANIA VI atau MINGGU BIASA I
Perjanjian Lama 2Raja-raja 5:1-14
Mazmur 30
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 9:24-27
Injil atau Evangelium Markus 1:40-45

EPIFANIA VII atau MINGGU BIASA II
Perjanjian Lama Yesaya 43:18-25
Mazmur 41
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 1:18-22
Injil atau Evangelium Markus 2:1-12

EPIFANIA VIII atau MINGGU BIASA III
Perjanjian Lama Hosea 2:14-20
Mazmur 103:1-13, 22
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 3:1-6
Injil atau Evangelium Markus 2:13-22

EPIFANIA IX atau MINGGU BIASA IV
Perjanjian Lama Ulangan 5:12-15
Mazmur 81:1-10
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 4:5-12
Injil atau Evangelium Markus 2:23-3:6

MINGGU TRANSFIGURASI (TUHAN DIMULIAKAN)
Perjanjian Lama 2Raja-raja 2:1-12
Mazmur 50:1-6
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 4:3-6
Injil atau Evangelium Markus 9:2-9

RABU ABU (A-B-C)
Perjanjian Lama Yoel 2:1-2, 12-17 atau Yesaya 58:1-12
Mazmur 51:1-17
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 5:20b-6:10
Injil atau Evangelium Matius 6:1-6, 16-21

MINGGU PRAPASKA I
Perjanjian Lama Kejadian 9:8-17
Mazmur 25:1-10
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 3:18-22
Injil atau Evangelium Markus 1:9-15

MINGGU PRAPASKA II
Perjanjian Lama Kejadian 17:1-7, 15-16
Mazmur 22: 23-31
Surat Rasuli atau Epistel Roma 4:13-25
Injil atau Evangelium Markus 8:31-38 atau Markus 9:2-9

MINGGU PRAPASKA III
Perjanjian Lama Keluaran 20:1-17
Mazmur 19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:18-25
Injil atau Evangelium Yohanes 2:13-22

MINGGU PRAPASKA IV
Perjanjian Lama Bilangan 21:4-9
Mazmur 107:1-3, 17-22
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 2:1-10
Injil atau Evangelium Yohanes 3:14-21

MINGGU PRAPASKA V
Perjanjian Lama Yeremia 31:31-34
Mazmur 51:1-12 atau Mazmur 119:9-16
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 5:5-10
Injil atau Evangelium Yohanes 12:20-33

MINGGU PRAPASKA VI
I. PALEM
Mazmur 118:1-2, 19-29
Injil atau Evangelium Markus 11:1-11 atau Yohanes 12:12-16

II. SENGSARA
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 31:9-16
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium Markus 14:1-15:47 atau Markus 15:1-39, 40-47

SENIN DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 42:1-9
Mazmur 36:5-11
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 9:11-15
Injil atau Evangelium Yohanes 12:1-11

SELASA DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 49:1-7
Mazmur 71:1-14
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:18-31
Injil atau Evangelium Yohanes 12:20-36

RABU DALAM PEKAN SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 70
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 12:1-3
Injil atau Evangelium Yohanes 13:21-32

KAMIS PUTIH atau KAMIS SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Keluaran 12:1-4, 5-10, 11-14
Mazmur 116:1-2, 12-19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 11:23-26
Injil atau Evangelium Yohanes 13:1-17, 31b-35

JUMAT AGUNG (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 52:13-53:12
Mazmur 22
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 10:16-25 atau 4:14-16, 5:7-9
Injil atau Evangelium Yohanes 18:1-19:42

SABTU SUNYI (A-B-C)
Perjanjian Lama Ayub 14:1-14 atau Ratapan 3:1-9, 19-24
Mazmur 31:1-4, 15-16
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 4:1-8
Injil atau Evangelium Matius 27:57-66 atau Yohanes 19:38-42

MALAM PASKA (A-B-C)
Kejadian 1:1-2:4a
Mazmur 136:1-9, 23-26
Kejadian 7:1-5, 11-18, 8:6-18, 9:8-13
Mazmur 46
Kejadian 22:1-18
Mazmur 16
Keluaran 14:10-31, 15:20-21
Keluaran 15:1b-13, 17-18
Yesaya 55:1-11
Yesaya 12:2-6
Amsal 8:1-8, 19-21, 9:4b-6 atau Barukh 3:9-15, 32-4:4
Mazmur 19
Yehezkiel 36:24-28
Mazmur 42 and 43
Yehezkiel 37:1-14
Mazmur 143
Zefanya 3:14-20
Mazmur 98

Perjanjian Baru (A,B,C)
Roma 6:3-11
Mazmur 114
Injil atau EvangeliumMatius 28:1-10

MINGGU PASKA
Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 10:34-43 atau Yesaya 25:6-9
Mazmur 118:1-2, 14-24
Pembacaan Kedua 1Korintus 15:1-11 atau Kisah Para Rasul 10:34-43
InjilYohanes 20:1-18 atau Markus 16:1-8

MINGGU PASKA (IBADAH PETANG-MALAM)
Perjanjian Lama Yesaya 25:6-9
Mazmur 114
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 5:6b-8
Injil atau Evangelium Lukas 24:13-49

MINGGU PASKA II
Kisah Para Rasul 4:32-35
Mazmur 133
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 1:1-2:2
Injil atau Evangelium Yohanes 20:19-31

MINGGU PASKA III
Kisah Para Rasul 3:12-19
Mazmur 4
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 3:1-7
Injil atau Evangelium Lukas 24:36b-48

MINGGU PASKA IV
Kisah Para Rasul 4:5-12
Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 3:16-24
Injil atau Evangelium Yohanes 10:11-18

MINGGU PASKA V
Kisah Para Rasul 8:26-40
Mazmur 22:25-31
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 4:7-21
Injil atau Evangelium Yohanes 15:1-8

MINGGU PASKA VI
Kisah Para Rasul 10:44-48
Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 5:1-6
Injil atau Evangelium Yohanes 15:9-17

TUHAN YESUS NAIK KE SORGA (A-B-C)
Kisah Para Rasul 1:1-11
Mazmur 47 atau Mazmur 93
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:15-23
Injil atau Evangelium Lukas 24:44-53

MINGGU PASKA VII
Kisah Para Rasul 1:15-17, 21-26
Mazmur 1
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 5:9-13
Injil atau Evangelium Yohanes 17:6-19

PENTAKOSTA
Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 2:1-21 atau Yehezkiel 37:1-14
Mazmur 104:24-34, 35b
Pembacaan Kedua Roma 8:22-27 atau Kisah Para Rasul 2:1-21
InjilYohanes 15:26-27, 16:4b-15

MINGGU TRINITATIS
Perjanjian Lama Yesaya 6:1-8
Mazmur 29
Surat Rasuli atau Epistel Roma 8:12-17
Injil atau Evangelium Yohanes 3:1-17

MINGGU BIASA IV
Perjanjian Lama 1Samuel 3:1-10, 11-20 atau Ulangan 5:12-15
Mazmur 139:1-16, 13-18 atau Mazmur 81:1-10
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 4:5-12
Injil atau Evangelium Markus 2:23-3:6

MINGGU BIASA V
Perjanjian Lama 1Samuel 8:4-11, 12-15, 16-20, 11:14-15 atau Kejadian 3:8-15
Mazmur 138 atau Mazmur 130
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 4:13-5:1
Injil atau Evangelium Markus 3:20-35

MINGGU BIASA VI
Perjanjian Lama 1Samuel 15:34-16:13 atau Yehezkiel 17:22-24
Mazmur 20 atau Mazmur 92:1-4, 12-15
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 5:6-10, 11-13, 14-17
Injil atau Evangelium Markus 4:26-34

MINGGU BIASA VII
Perjanjian Lama 1Samuel 17 (1a, 4-11, 19-23), 32-49 atau 1Samuel 17:57-18:5, 10-16 atau Ayub 38:1-11
Mazmur 9:9-20 atau Mazmur 107:1-3, 23-32 atau Mazmur 133
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 6:1-13
Injil atau Evangelium Markus 4:35-41

MINGGU BIASA VIII
Perjanjian Lama 2 Samuel 1:1, 17-27 atau Ratapan 3:23-33 atau Kebijaksanaan Solomo 1:13-15, 2:23-24
Mazmur 130 atau Mazmur 30
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 8:7-15
Injil atau Evangelium Markus 5:21-43

MINGGU BIASA IX
Perjanjian Lama 2 Samuel 5:1-5, 9-10 atau Yehezkiel 2:1-5
Mazmur 48 atau Mazmur 123
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 12:2-10
Injil atau Evangelium Markus 6:1-13

MINGGU BIASA X
Perjanjian Lama 2 Samuel 6:1-5, 12b-19 atau Amos 7:7-15
Mazmur 24 atau Mazmur 85:8-13
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:3-14
Injil atau Evangelium Markus 6:14-29

MINGGU BIASA XI
Perjanjian Lama 2 Samuel 7:1-14a atau Yeremia 23:1-6
Mazmur 89:20-37 atau Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 2:11-22
Injil atau Evangelium Markus 6:30-34, 53-56

MINGGU BIASA XII
Perjanjian Lama 2 Samuel 11:1-15 atau 2Raja-raja 4:42-44
Mazmur 14 atau Mazmur 145:10-18
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 3:14-21
Injil atau Evangelium Yohanes 6:1-21

MINGGU BIASA XIII
Perjanjian Lama 2 Samuel 11:26-12:13a atau Keluaran 16:2-4, 9-15
Mazmur 51:1-12 atau Mazmur 78:23-29
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 4:1-16
Injil atau Evangelium Yohanes 6:24-35

MINGGU BIASA XIV
Perjanjian Lama 2 Samuel 18:5-9, 15, 31-33 atau 1Raja-raja 19:4-8
Mazmur 130 atau Mazmur 34:1-8
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 4:25-5:2
Injil atau Evangelium Yohanes 6:35, 41-51

MINGGU BIASA XV
Perjanjian Lama 1Raja-raja 2:10-12, 3:3-14 atau Amsal 9:1-6
Mazmur 111 atau Mazmur 34:9-14
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 5:15-20
Injil atau Evangelium Yohanes 6:51-58

MINGGU BIASA XVI
Perjanjian Lama 1Raja-raja 8 (1,6,10-11), 22-30, 41-43 atau Yosua 24:1-2a, 14-18
Mazmur 84 atau Mazmur 34:15-22
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 6:10-20
Injil atau Evangelium Yohanes 6:56-69

MINGGU BIASA XVII
Perjanjian Lama Kidung Agung 2:8-13 atau Ulangan 4:1-2, 6-9
Mazmur 45:1-2, 6-9 atau Mazmur 15
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 1:17-27
Injil atau Evangelium Markus 7:1-8, 14-15, 21-23

MINGGU BIASA XVIII
Perjanjian Lama Amsal 22:1-2, 8-9, 22-23 atau Yesaya 35:4-7a
Mazmur 125 atau Mazmur 146
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 2:1-10, 11-13, 14-17
Injil atau Evangelium Markus 7:24-37

MINGGU BIASA XIX
Perjanjian Lama Amsal 1:20-33 atau Yesaya 50:4-9a atau Amsal 7:26-8:1
Mazmur 19 atau Mazmur 116:1-9
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 3:1-12
Injil atau Evangelium Markus 8:27-38

MINGGU BIASA XX
Perjanjian Lama Amsal 31:10-31 atau Amsal 1:16-2:1, 12-22 atau Yeremia 11:18-20
Mazmur 1 atau Mazmur 54
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 3:13-4:3, 7-8a
Injil atau Evangelium Markus 9:30-37

MINGGU BIASA XXI
Perjanjian Lama Esther 7:1-6, 9-10, 9:20-22 atau Bilangan 11:4-6, 10-16, 24-29
Mazmur 124 atau Mazmur 19:7-14
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 5:13-20
Injil atau Evangelium Markus 9:38-50

MINGGU BIASA XXII
Perjanjian Lama Ayub 1:1, 2:1-20 atau Kejadian 2:18-24
Mazmur 26 atau Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 1:1-4, 2:5-12
Injil atau Evangelium Markus 10:2-16

MINGGU BIASA XXIII
Perjanjian Lama Ayub 23:1-9, 16-17 atau Amos 5:6-7, 10-15
Mazmur 22:1-15 atau Mazmur 90:12-17
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 4:12-16
Injil atau Evangelium Markus 10:17-31

MINGGU BIASA XXIV
Perjanjian Lama Ayub 38:1-7, 34-41 atau Yesaya 53:4-12
Mazmur 104:1-9, 24, 35c atau Mazmur 91:9-16
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 5:1-10
Injil atau Evangelium Markus 10:35-45

MINGGU BIASA XXV
Perjanjian Lama Ayub 42:1-6, 10-17 atau Yeremia 31:7-9
Mazmur 34:1-8, 19-22 atau Mazmur 126
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 7:23-28
Injil atau Evangelium Markus 10:46-52

PERINGATAN SEMUA ORANG KUDUS (1 November atau hari Minggu pertama November)
Perjanjian Lama Yesaya 25:6-9 atau Amsal 3:1-9
Mazmur 24
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:1-6a
Injil atau Evangelium Yohanes 11:32-44

MINGGU BIASA XXVI
Perjanjian Lama Rut 1:1-18 atau Ulangan 6:1-9
Mazmur 146 atau Mazmur 119:1-8
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 9:11-14
Injil atau Evangelium Markus 12:28-34

MINGGU BIASA XXVII
Perjanjian Lama Ruth 3:1-5, 4:13-17 atau 1Raja-raja 17:8-16
Mazmur 127 atau Mazmur 146
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 9:24-28
Injil atau Evangelium Markus 12:38-44

MINGGU BIASA XXVIII
Perjanjian Lama 1Samuel 1:4-20 atau 1Samuel 2:1-10 atau Daniel 12:1-3
Mazmur 16
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 10:11-14, 15-18, 19-25
Injil atau Evangelium Markus 13:1-8

MINGGU BIASA XXIX (MINGGU KRISTUS RAJA)
Perjanjian Lama 2 Samuel 23:1-7 atau Daniel 7:9-10, 13-14
Mazmur 132:1-12, 13-18 atau Mazmur 93
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 1:4b-8
Injil atau Evangelium Yohanes 18:33-37

*) Leksionari ini dibuat berdasarkan Revised Common Lectionay

Kamis, Desember 13, 2007

LEKSIONARI TAHUN A

(2008, 2011, 2014, 2017, 2020, 2023)


ADVEN I
Perjanjian Lama Yesaya 2:1-5Mazmur 122Surat Rasuli atau Epistel Roma 13:11-14
Injil atau Evangelium Matius 24:36-44

ADVEN II
Perjanjian Lama Yesaya 11:1-10
Mazmur 72:1-7, 18-19
Surat Rasuli atau Epistel Roma 15:4-13
Injil atau Evangelium Matius 3:1-12

ADVEN III
Perjanjian Lama Yesaya 35:1-10
Mazmur 146:5-10 atau Lukas 1:47-55
Surat Rasuli atau Epistel Yakobus 5:7-10
Injil atau Evangelium Matius 11:2-11

ADVEN IV
Perjanjian Lama Yesaya 7:10-16
Mazmur 80:1-7, 17-19
Surat Rasuli atau Epistel Roma 1:1-7
Injil atau Evangelium Matius 1:18-25

NATAL I (24 Desember, malam)
Perjanjian Lama Yesaya 9:2-7
Mazmur 96
Surat Rasuli atau Epistel Titus 2:11-14
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-14, 15-20

NATAL II (25 Desember, pagi)
Perjanjian Lama Yesaya 62:6-12
Mazmur 97
Surat Rasuli atau Epistel Titus 3:4-7
Injil atau Evangelium Lukas 2:1-7, 8-20

NATAL III (25 Desember, siang)
Perjanjian Lama Yesaya 52:7-10
Mazmur 98
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 1:1-4, 5-12
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-14

MINGGU PERTAMA SETELAH NATAL
Perjanjian Lama Yesaya 63:7-9
Mazmur 148
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 2:10-18
Injil atau Evangelium Matius 2:13-23

YESUS DIBERI NAMA (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Bilangan 6:22-27
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Galatia 4:4-7 atau Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium Lukas 2:15-21

Tahun Baru (1 Januari) (A-B-C)
Perjanjian Lama Pengkhotbah 3:1-13
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel Wahyu 21:1-6a
Injil atau Evangelium Matius 25:31-46

MINGGU KEDUA SETELAH NATAL (A-B-C)
Perjanjian Lama Yeremia 31:7-14
Mazmur 147:12-20 atau Kebijaksanaan Salomo 10:15-21 atau Yesus bin Sirakh 24:1-12
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:3-14
Injil atau Evangelium Yohanes 1:1-9, 10-18

EPIFANIA (6 Januari, A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 60:1-6
Mazmur 72:1-7, 10-14
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 3:1-12
Injil atau Evangelium Matius 2:1-12

EPIFANIA I TUHAN DIBAPTIS
Perjanjian Lama Yesaya 42:1-9
Mazmur 29
Surat Rasuli atau Epistel Kisah Para Rasul 10:34-43
Injil atau Evangelium Matius 3:13-17

EPIFANIA II
Perjanjian Lama Yesaya 49:1-7
Mazmur 40:1-11
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:1-9
Injil atau Evangelium Yohanes 1:29-42

EPIFANIA III
Perjanjian Lama Yesaya 9:1-4
Mazmur 27:1, 4-9
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:10-18
Injil atau Evangelium Matius 4:12-23

EPIFANIA IV
Perjanjian Lama Mikha 6:1-8
Mazmur 15
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:18-31
Injil atau Evangelium Matius 5:1-12

EPIFANIA V
Perjanjian Lama Yesaya 58:1-9a, 9b-12
Mazmur 112:1-9, 10
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 2:1-12, 13-16
Injil atau Evangelium Matius 5:13-20

EPIFANIA VI
Perjanjian Lama Ulangan 30:15-20 atau Yesus bin Sirakh 15:15-20
Mazmur 119:1-8
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 3:1-9
Injil atau Evangelium Matius 5:21-37

EPIFANIA VII
Perjanjian Lama Imamat 19:1-2, 9-18
Mazmur 119:33-40
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 3:10-11, 16-23
Injil atau Evangelium Matius 5:38-48

EPIFANIA VIII
Perjanjian Lama Yesaya 49:8-16a
Mazmur 131
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 4:1-5
Injil atau Evangelium Matius 6:24-34

EPIFANIA IX
Perjanjian Lama Ulangan 11:18-21, 26-28
Mazmur 31:1-5, 19-24
Surat Rasuli atau Epistel Roma 1:16-17, 3:22b-28, 29-31
Injil atau Evangelium Matius 7:21-29

MINGGU TRANSFIGURASI (TUHAN DIMULIAKAN)
Perjanjian Lama Keluaran 24:12-18
Mazmur 2 atau Mazmur 99
Surat Rasuli atau Epistel 2Petrus 1:16-21
Injil atau Evangelium Matius 17:1-9

RABU ABU (A-B-C)
Perjanjian Lama Joel 2:1-2, 12-17 atau Yesaya 58:1-12
Mazmur 51:1-17
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 5:20b-6:10
Injil atau Evangelium: Matius 6:1-6, 16-21

MINGGU PRAPASKA I
Perjanjian Lama Kejadian 2:15-17, 3:1-7
Mazmur 32
Surat Rasuli atau Epistel Roma 5:12-19
Injil atau Evangelium: Matius 4:1-11

MINGGU PRAPASKA II
Perjanjian Lama Kejadian 12:1-4a
Mazmur 121
Surat Rasuli atau Epistel Roma 4:1-5, 13-17
Injil atau Evangelium: Yohanes 3:1-17 atau Matius 17:1-9

MINGGU PRAPASKA III
Perjanjian Lama Keluaran 17:1-7
Mazmur 95
Surat Rasuli atau Epistel Roma 5:1-11
Injil atau Evangelium: Yohanes 4:5-42

MINGGU PRAPASKA IV
Perjanjian Lama 1 Samuel 16:1-13
Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 5:8-14
Injil atau Evangelium: Yohanes 9:1-41

MINGGU PRAPASKA V
Perjanjian Lama Yehezkiel 37:1-14
Mazmur 130
Surat Rasuli atau Epistel Roma 8:6-11
Injil atau Evangelium: Yohanes 11:1-45

MINGGU PALEM DAN SENGSARA
Bagian I
Matius 21:1-11Mazmur 118:1-2, 19-29

Bagian II
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 31:9-16
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 2:5-11
Injil atau Evangelium: Matius 26:14-27:66 atau Matius 27:11-54

SENIN DALAM PEKAN SUCI
Perjanjian Lama Yesaya 42:1-9
Mazmur 36:5-11
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 9:11-15
Injil atau Evangelium: Yohanes 12:1-11

SELASA DALAM PEKAN SUCI
Perjanjian Lama Yesaya 49:1-7
Mazmur 71:1-14
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 1:18-31
Injil atau Evangelium: Yohanes 12:20-36

RABU DALAM PEKAN SUCI
Perjanjian Lama Yesaya 50:4-9a
Mazmur 70
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 12:1-3
Injil atau Evangelium: Yohanes 13:21-32

KAMIS PUTIH atau KAMIS SUCI (A-B-C)
Perjanjian Lama Keluaran 12:1-4, 5-10, 11-14
Mazmur 116:1-2, 12-19
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 11:23-26
Injil atau Evangelium: Yohanes 13:1-17, 31b-35

JUMAT AGUNG (A-B-C)
Perjanjian Lama Yesaya 52:13-53:12
Mazmur 22
Surat Rasuli atau Epistel Ibrani 10:16-25 atau 4:14-16, 5:7-9
Injil atau Evangelium: Yohanes 18:1-19:42

SABTU SUNYI (A-B-C)
Perjanjian Lama Ayub 14:1-14 atau Ratapan 3:1-9, 19-24
Mazmur 31:1-4, 15-16
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 4:1-8
Injil atau Evangelium: Matius 27:57-66 atau Yohanes 19:38-42

MALAM PASKA (A-B-C)
Kejadian 1:1-2:4a
Mazmur 136:1-9, 23-26
Kejadian 7:1-5, 11-18, 8:6-18, 9:8-13
Mazmur 46
Kejadian 22:1-18
Mazmur 16
Keluaran 14:10-31, 15:20-21
Keluaran 15:1b-13, 17-18
Yesaya 55:1-11
Yesaya 12:2-6
Amsal 8:1-8, 19-21, 9:4b-6 atau Baruch 3:9-15, 32-4:4
Mazmur 19
Yehezkiel 36:24-28
Mazmur 42 dan 43
Yehezkiel 37:1-14
Mazmur 143
Zefanya 3:14-20
Mazmur 98

Pembacaan Perjanjian Baru (A,B,C)
Roma 6:3-11
Mazmur 114

Injil atau Evangelium Matius 28:1-10

MINGGU PASKA
Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 10:34-43 atau Yeremia 31:1-6
Mazmur 118:1-2, 14-24
Pembacaan Kedua Kolose 3:1-4 atau Kisah Para Rasul 10:34-43
Injil atau Evangelium Yohanes 20:1-18 atau Matius 28:1-10

MINGGU PASKA (IBADAH PETANG-MALAM)
Perjanjian Lama Yesaya 25:6-9
Mazmur 114
Surat Rasuli atau Epistel 1Korintus 5:6b-8
Injil atau Evangelium Lukas 24:13-49

MINGGU PASKA II
Kisah Para Rasul 2:14a, 22-32
Mazmur 16
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 1:3-9
Injil atau Evangelium Yohanes 20:19-31

MINGGU PASKA III
Kisah Para Rasul 2:14a, 36-41
Mazmur 116:1-4, 12-19
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 1:17-23
Injil atau Evangelium Lukas 24:13-35

MINGGU PASKA IV
Kisah Para Rasul 2:42-47
Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 2:19-25
Injil atau Evangelium Yohanes 10:1-10

MINGGU PASKA V
Kisah Para Rasul 7:55-60
Mazmur 31:1-5, 15-16
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 2:2-10
Injil atau Evangelium Yohanes 14:1-14

MINGGU PASKA VI
Kisah Para Rasul 17:22-31
Mazmur 66:8-20
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 3:13-22
Injil atau Evangelium Yohanes 14:15-21

TUHAN YESUS NAIK KE SORGA (A-B-C)
Kisah Para Rasul 1:1-11
Mazmur 47 atau Mazmur 93
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:15-23
Injil atau Evangelium Lukas 24:44-53

MINGGU PASKA VII
Kisah Para Rasul 1:6-14
Mazmur 68:1-10, 32-35
Surat Rasuli atau Epistel 1Petrus 4:12-14, 5:6-11
Injil atau Evangelium Yohanes 17:1-11

PENTAKOSTA
Pembacaan PertamaKisah Para Rasul 2:1-21 atau Bilangan 11:24-30
Mazmur 104:24-34, 35b
Pembacaan Kedua1Korintus 12:3b-13 atau Kisah Para Rasul 2:1-21
Injil atau EvangeliumYohanes 20:19-23 atau 7:37-39

MINGGU TRINITATIS
Perjanjian Lama Kejadian 1:1-2:4a
Mazmur 8
Surat Rasuli atau Epistel 2Korintus 13:11-13
Injil atau Evangelium Matius 28:16-20

MINGGU BIASA IV
Perjanjian Lama Kejadian 6:9-22, 7:24, 8:14-19 atau Ulangan 11:18-21, 26-28
Mazmur 46 atau Mazmur 31:1-5, 19-24
Surat Rasuli atau Epistel Roma 1:16-17, 3:22b-28, 29-31
Injil atau Evangelium Matius 7:21-29

MINGGU BIASA V
Perjanjian Lama Kejadian 12:1-9 atau Hosea 5:15-6:6
Mazmur 33:1-12 atau Mazmur 50:7-15
Surat Rasuli atau Epistel Roma 4:13-25
Injil atau Evangelium Matius 9:9-13, 18-26

MINGGU BIASA VI
Perjanjian Lama Kejadian 18:1-15, 21:1-7 atau Keluaran 19:2-8a
Mazmur 116:1-2, 12-19 atau Mazmur 100
Surat Rasuli atau Epistel Roma 5:1-8
Injil atau Evangelium Matius 9:35-10:8 (9-23)

MINGGU BIASA VII
Perjanjian Lama Kejadian 21:8-21 atau Yeremia 20:7-13
Mazmur 86:1-10, 16-17 atau Mazmur 69:7-10, 11-15, 16-18
Surat Rasuli atau Epistel Roma 6:1b-11
Injil atau Evangelium Matius 10:24-39

MINGGU BIASA VIII
Perjanjian Lama Kejadian 22:1-14
Mazmur 13 atau Mazmur 89:1-4, 15-18 atau Yeremia 28:5-9
Surat Rasuli atau Epistel Roma 6:12-23
Injil atau Evangelium Matius 10:40-42

MINGGU BIASA IX
Perjanjian Lama Kejadian 24:34-38, 42-29, 58-67 atau Zakharia 9:9-12
Mazmur 45:10-17 atau Mazmur 145:8-14 atau Kidung Agung 2:8-13
Surat Rasuli atau Epistel Roma 7:15-25a
Injil atau EvangeliumMatius 11:16-19, 25-30

MINGGU BIASA X
Perjanjian Lama Kejadian 25:19-34 atau Yesaya 55:10-13
Mazmur 119:105-112 atau Mazmur 65:1-8, 9-13
Surat Rasuli atau Epistel Roma 8:1-11
Injil atau Evangelium Matius 13:1-9, 18-23

MINGGU BIASA XI
Perjanjian Lama Kejadian 28:10-19a atau Kebijaksanaan Salomo 12:13, 16-19 atau Yesaya 44:6-8
Mazmur 139:1-12, 23-24 atau Mazmur 86:11-17
Surat Rasuli atau Epistel Roma 8:12-25
Injil atau Evangelium Matius 13:24-30, 36-43

MINGGU BIASA XII
Perjanjian Lama Kejadian 29:15-28 atau 1Raja-raja 3:5-12
Mazmur 105:1-11, 45b atau Mazmur 119:129-136 atau Mazmur 128
Surat Rasuli atau Epistel Roma 8:26-39
Injil atau Evangelium Matius 13:31-33, 44-52

MINGGU BIASA XIII
Perjanjian Lama Kejadian 32:22-31 atau Yesaya 55:1-5
Mazmur 17:1-7, 15 atau Mazmur 145:8-9, 14-21
Surat Rasuli atau Epistel Roma 9:1-5
Injil atau Evangelium Matius 14:13-21

MINGGU BIASA XIV
Perjanjian Lama Kejadian 37:1-4, 12-28 atau 1Raja-raja 19:9-18
Mazmur 105:1-6, 16-22, 45b atau Mazmur 85:8-13
Surat Rasuli atau Epistel Roma 10:5-15
Injil atau Evangelium Matius 14:22-33

MINGGU BIASA XV
Perjanjian Lama Kejadian 45:1-15 atau Yesaya 56:1, 6-8
Mazmur 133 atau Mazmur 67
Surat Rasuli atau Epistel Roma 11:1-2a, 29-32
Injil atau Evangelium Matius 15:10-20, 21-28

MINGGU BIASA XVI
Perjanjian Lama Keluaran 1:8-2:10 atau Yesaya 51:1-6
Mazmur 124 atau Mazmur 138
Surat Rasuli atau Epistel Roma 12:1-8
Injil atau Evangelium Matius 16:13-20

MINGGU BIASA XVII
Perjanjian Lama Keluaran 3:1-15 atau Yeremia 15:15-21
Mazmur 105:1-6, 23-26, 45c atau Mazmur 26:1-8
Surat Rasuli atau Epistel Roma 12:9-21
Injil atau Evangelium Matius 16:21-28

MINGGU BIASA XVIII
Perjanjian Lama Keluaran 12:1-14 atau Yehezkiel 33:7-11
Mazmur 149 atau Mazmur 119:33-40
Surat Rasuli atau Epistel Roma 13:8-14
Injil atau Evangelium Matius 18:15-20

MINGGU BIASA XIX
Perjanjian Lama Keluaran 14:19-31 atau Keluaran 15:1b-11, 20-21 atau Kejadian 50:15-21
Mazmur 114 atau Mazmur 103:1-7, 8-13
Surat Rasuli atau Epistel Roma 14:1-12
Injil atau Evangelium Matius 18:21-35

MINGGU BIASA XX
Perjanjian Lama Keluaran 16:2-15 atau Yunus 3:10-4:11
Mazmur 105:1-6, 37-45 atau Mazmur 145:1-8
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 1:21-30
Injil atau Evangelium Matius 20:1-16

MINGGU BIASA XXI
Perjanjian Lama Keluaran 17:1-7 atau Yehezkiel 18:1-4, 25-32
Mazmur 78:1-4, 12-16 atau Mazmur 25:1-9
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 2:1-13
Injil atau Evangelium Matius 21:23-32

MINGGU BIASA XXII
Perjanjian Lama Keluaran 20:1-4, 7-9, 12-20 atau Yesaya 5:1-7
Mazmur 19 atau Mazmur 80:7-15
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 3:4b-14
Injil atau Evangelium Matius 21:33-46

MINGGU BIASA XXIII
Perjanjian Lama Keluaran 32:1-14 atau Yesaya 25:1-9
Mazmur 106:1-6, 19-23 atau Mazmur 23
Surat Rasuli atau Epistel Filipi 4:1-9
Injil atau Evangelium Matius 22:1-14

MINGGU BIASA XXIV
Perjanjian Lama Keluaran 33:12-23 atau Yesaya 45:1-7
Mazmur 99 atau Mazmur 96:1-9, 10-13
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 1:1-10
Injil atau Evangelium Matius 22:15-22

MINGGU BIASA XXV
Perjanjian Lama Ulangan 34:1-12 atau Imamat 19:1-2, 15-18
Mazmur 90:1-6, 13-17 atau Mazmur 1
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 2:1-8
Injil atau Evangelium Matius 22:34-46

PERINGATAN SEMUA ORANG KUDUS (1 November atau hari Minggu pertama November)
Wahyu 7:9-17
Mazmur 34:1-10, 22
Surat Rasuli atau Epistel 1 Yohanes 3:1-3
Injil atau Evangelium Matius 5:1-12

MINGGU BIASA XXVI
Perjanjian Lama Yosua 3:7-17 atau Mikha 3:5-12
Mazmur 107:1-7, 33-37 atau Mazmur 43
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 2:9-13
Injil atau Evangelium Matius 23:1-12

MINGGU BIASA XXVII
Perjanjian Lama Yosua 24:1-3a, 14-25 atau Kebijaksanaan Salomo 6:12-16 atau Amos 5:18-24 atau Kebijaksanaan Salomo 6:17-20
Mazmur 78:1-7 atau Mazmur 70
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 4:13-18
Injil atau Evangelium Matius 25:1-13

MINGGU BIASA XXVIII
Perjanjian Lama Hakim-hakim 4:1-7 atau Zefanya 1:7, 12-18
Mazmur 123 atau Mazmur 90:1-8, 9-11, 12
Surat Rasuli atau Epistel 1Tesalonika 5:1-11
Injil atau Evangelium Matius 25:14-30

MINGGU BIASA XXIX (MINGGU KRISTUS RAJA)
Perjanjian Lama Yehezkiel 34:11-16, 20-24
Mazmur 100 atau Mazmur 95:1-7a
Surat Rasuli atau Epistel Efesus 1:15-23
Injil atau Evangelium Matius 25:31-46

*) Leksionari ini dibuat berdasarkan Revised Common Lectionary

Senin, Desember 10, 2007

BAPTISAN (DAN PENEGUHAN SIDI) DAN PERJAMUAN KUDUS

SEBUAH TINJAUAN SOSIO-TEOLOGIS
BAGAIMANA ANAK (TIDAK) IKUT PERJAMUAN KUDUS

Oleh : Rasid Rachman


Baptisan dan fenomena inisiasi
Adanya praktek baptisan dan peneguhan sidi di Gereja-gereja merupakan fenomena umum apabila dilihat melalui kacamata sosiologis, yakni upacara inisiasi. Inisiasi berasal dari kata initiatio: peresmian, upacara penerimaan; initium: awal, mulai. Hampir setiap komunitas masyarakat: negara, kampus, biara, palang merah, Pramuka, perguruan silat, dsb., baik tradisional maupun modern, memiliki ritus inisiasi. Seseorang yang ingin masuk ke dalam komunitas tersebut harus melewati sejumlah pengujian layak atau tidaknya.[1] Pengujian itu harus ditempuh agar seseorang diakui sebagai “warga resmi” komunitas tersebut, dengan memiliki sejumlah hak dan kewajibannya.
Gereja yang lahir sebagai salah satu unsur masyarakat pun memiliki warisan dan imbasan fenomena inisiasi. Dengan melewati tahap baptisan (dan peneguhan sidi), seseorang resmi diakui sebagai warga gereja dan bahkan warga Kristen universal. Dengan demikian ia memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Semula, menurut naskah-naskah Perjanjian Baru baptisan sebagai ritus inisiasi adalah sederhana. Dalam perjalanan sejarah Gereja, hak dan kewajiban tersebut beberapa kali mengalami pergeseran makna, pertambahan, pengurangan, variasi, adaptasi, kontekstualiasasi, reinterpretasi, dsb. sehingga menjadi seperti yang kita kenal dan alami saat ini.
Baptisan merupakan upacara inisiasi yang telah lama dipraktekkan oleh Gereja, dan berlaku secara universal. Baptisan berasal dari kata βάπτίζω: mencelupkan ke dalam air, membasuh dengan air, wudu, mencuci. Inisiasi baptisan yang menggunakan air sebagai sarana merupakan warisan pengaruh dari masyakarat umum ketika Gereja mula-mula berdiri. Komunitas Yahudi Qumran dan Yohanes Pembaptis seringkali disinyalir sebagai pembawa tradisi inisiasi baptisan Kristen dengan sarana air – jelas berbeda dengan inisiasi sunat, sebagaimana dipraktekkan oleh umat Israel dalam Perjanjian Lama.[2]
Sekalipun tradisi Gereja awal menggunakan air hidup, yakni air mengalir atau mata air, namun tidak lama setelah abad pertama tradisi Gereja memberikan alternatif menggunakan air tidak mengalir. Didakhe menuliskan sebagai berikut:

Baptisan sebagai berikut: setelah ada penjelasan tentang segala hal yang penting perihal pembaptisan, maka baptislah di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, di dalam air mengalir. Tetapi apabila tidak mempunyai air mengalir, baptislah dengan air yang lain; apabila tidak ada air dingin, pergunakanlah air hangat; tetapi apabila tidak punya air banyak, tuangkanlah air ke atas kepala sejumlah tiga kali di dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.[3]

Air apa pun boleh digunakan untuk membaptis, sebab yang ingin ditekankan di sini adalah air sebagai alat pembersih yang bersifat natural, simbol kehidupan dan kesuburan (Yes 41:17). Baptisan dengan menggunakan sarana air menyimbolkan pembersihan dari kenajisan, yakni dosa. Setelah pembersihan karena dosa, maka kini ada kehidupan; atau dipahami juga sebagai keselamatan. Kehidupan dipahami sebagai karya Roh Kudus. Oleh karena itu dalam Perjanjian Baru, baptisan biasa dihubungkan dengan pengampunan dosa dan Roh Kudus yang menerangi, membenarkan, menguduskan, dan menghidupkan (Yoh 1:33; 3:5-8; Kis 2:38; 9:17-18; Kol 2:12-13; Tit 3:5-6).[4] Seseorang yang ingin (dianggap) termasuk peguyuban Kristen tersebut – mereka yang telah memperoleh pengampunan dosa, mendapat curahan Roh Kudus, dikuduskan, dsb. – masuk melalui ritus inisiasi baptisan.

Peneguhan sidi (confirmatio) sebagai inisiasi berikut
Lama kelamaan, ritus inisiasi dengan air: baptisan, ini dilengkapi dengan pencurahan Roh Kudus – yang entah bagaimana datangnya, kemudian dilakukan melalui penumpangan tangan. Perkembangan tersebut ditampilkan dalam liturgi baptisan pada hari raya Paska, menurut Hippolytus, sebagai berikut:

Pada jam ayam berkokok inisiasi dimulai dengan pemberkatan air baptisan, minyak eksorsisme, dan krisma, oleh Uskup. Para calon baptis membuka pakaian, lalu melakukan eksorsisme: “Aku menolak setan, …” di hadapan Imam. Imam mengolesi badan mereka dengan minyak, sambil berkata: “Pergilah, setan-setan, pergilah darinya!” Lalu, calon baptis masuk ke tempat air, di mana Imam dan Diakon telah ada di situ sebelumnya.
1] Baptisan dilakukan dengan menyelamkannya. Sebelumnya Imam menanyakan kepercayaan calon baptis: “Apakah angkau percaya kepada Allah, Bapa?” Calon baptis menjawab: “Ya.” Maka ia dimasukkan ke dalam air; tangan Imam menekan kepalanya.
Setelah tanya-jawab Tritunggal dan pembaptisan tersebut dilakukan, calon baptis naik dari air. Imam lain kemudian meminyaki kepalanya dengan krisma: “Aku meminyaki engkau dengan minyak kudus dalam nama Yesus Kristus.”
2] Setelah calon baptis berpakaian, Uskup menumpangkan tangan ke atas mereka, lalu memohonkan: “Tuhan Allah yang telah memperhitungkan pelayanan mereka, melimpahi mereka dengan Roh Kudus dan menganugerahi mereka agar melayani-Mu sesuai dengan kehendak-Mu ….”
Kemudian Uskup menuangkan minyak krisma dan meletakkan tangan ke atas kepala calon baptis tadi, dan berkata: “Aku meminyaki engkau dengan minyak kudus di dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus.” Uskup memberikan tanda juga pada dahi calon baptis tersebut dan memberikan cium kudus.
Setelah ritus baptisan ini selesai, para baptisan baru tersebut masuk ke ruang ibadah, bergabung dengan umat lain, dan merayakan perjamuan kudus. Perjamuan kudus tersebut adalah perjamuan mereka yang pertama.[5]

Dengan demikian, ketiga ritus yang kini terpisah: baptisan, peneguhan sidi, dan perjamuan kudus, merupakan satu ritus inisiasi pada zaman Patristik. Ketiga elemen atau sarana simbol pun digunakan, yaitu: 1) air, untuk baptisan; 2) Roh Kudus, untuk peneguhan sidi; 3) roti dan anggur, untuk perjamuan kudus. Terutama air dan Roh Kudus dalam baptisan dipandang sama sejajar sebagaimana roti dan anggur dalam perjamuan kudus.[6] Selain ketidakterpisahan antara baptisan dan sidi, juga mengindikasikan bahwa baptisan tersebut diterimakan kepada orang dewasa. Sebab calon baptis menjawab sendiri pertanyaan baptisannya. Lagipula, Perjanjian Baru tidak pernah secara eksplisit menyatakan adanya baptisan kepada anak,[7] walaupun tidak tertutup kemungkinan adanya anak yang dibaptis di antara ribuan orang yang dibaptis sekaligus pada zaman para Rasul.
Abad ke-5 adalah masa puncak fenomenal pemisahan sidi dari baptisan. Namun baru pada abad ke-11 di Gereja Barat,[8] terjadi pemisahan dan sekaligus pengurutan mana-mana sakramen yang didahulukan dan yang kemudian antara baptisan dengan peneguhan sidi. Di Gereja Roma Katolik pemisahan tersebut bukan melulu menyangkut alasan karena jemaat yang dibaptis masih usia anak, maka tunggu usia dewasa baru seseorang diterimakan sidi, tetapi juga pada urutan makna. Dalam urutan sakramen – sebagaimana teologi yang berkembang pada Abad-abad Pertengahan – adalah sebagai berikut: pertama, baptisan; kedua, pengakuan dosa; ketiga, perjamuan pertama; keempat, penguatan; dst.[9] Soal terjadinya urutan itu, logikanya kira-kira begini: karena kelahiran, tak dapat ditawar, seseorang menerima baptisan. Oleh karena masih bayi, maka sidinya ditangguhkan, namun perjamuan kudus dapat diterimakan kepadanya karena telah dibaptis. Untuk menandakan seseorang layak atau tidak menerima komuni, maka dibuatlah sakramen pengakuan dosa sebelum perjamuan kudus.[10]
Pemisahan ritus baptisan dari peneguhan sidi: yang mana baptisan dan yang mana sidi, adalah pada penggunaan air. Sebagaimana kutipan praktek baptisan di atas, nomor 1] merupakan ritus baptisan, nomor 2] adalah bagian yang kemudian disebut sidi atau penguatan. Sidi dengan penumpangan tangan dengan satu atau dua tangan tersebut dilakukan dengan atau tanpa perminyakan, meminyaki dahi atau seluruh tubuh, membuat tanda salib di dahi dengan atau tanpa minyak; waktu itu belum ada keseragaman praktek di antara induk-induk liturgi.[11] Adanya pencurahan Roh Kudus merupakan pemahaman umum dalam ritus baptisan dan peneguhan sidi. Juga merupakan pemahaman umum – walaupun didahului oleh penafsiran personal setiap Uskup dan teolog zaman itu – bahwa tata gerak Uskup yang meneguhkan calon sidi tersebut dilihat sebagai telah diterimanya calon sidi tersebut ke dalam persekutuan Gereja bagi orang baru dan tanda rekonsiliasi bagi mereka yang pernah menjadi bidat.[12]
Dewasa ini dan dalam menanggapi hal pengurutan sakramen-sakramen, tidak semua teolog (termasuk dari Roma Katolik) bersetuju dengan pemisahan tersebut.[13] Artinya, tidak bersetuju bahwa sidi ditempatkan setelah perjamuan kudus pertama. Sebab bagaimana pun, sidi (atau sakramen penguatan) merupakan ritus yang menyertai (act subsequent to) dan memperlengkapi atau bahkan menyempurnakan baptisan.[14] Bahasa Indonesia: sidi, berarti sempurna. Logikanya: tidaklah mungkin memisahkan peneguhan sidi dari baptisan hanya karena alasan seseorang belum akilbalig untuk menerima peneguhan sidi. Konsekuensinya, antara baptisan dan sidi tidak boleh ada “jeda” yang diisi dengan sakramen lain, misalnya: perjamuan kudus.
Namun menurut pihak yang bersetuju memiliki dasar biblis pula bahwa dalam peguyuban Paulus tidak ada penumpangan tangan yang menyertai baptisan air.[15] Praktek liturgi Gereja awal, penumpangan tangan tidak berhubungan sama sekali dengan Roh Kudus sehingga dapat disebut sebagai akar peneguhan sidi. Sekalipun 2Korintus 1:21 telah menuliskan “meneguhkan”, namun istilah confirmatio (penetapan, penguatan) sendiri – sebagaimana praktek peneguhan sidi – baru muncul pada sekitar abad ke-5 di Gereja Barat atau setelah ada pemisahan yang tegas antara baptisan dan peneguhan sidi. Memang beberapa naskah Perjanjian Baru mencantumkan pencurahan Roh Kudus, namun tidak selalu berhubungan dengan baptisan,[16] sehingga tidak pas apabila disejajarkan dengan peneguhan sidi sebagaimana pemahaman masa kini.
Dalam praktek di dalam sejarah Gereja Roma Katolik, kedua pendapat tersebut tidak pernah ditolak, walaupun masih tetap diperdebatkan hingga kini. Jelas, satu-satunya “kambing hitam” yang diajukan sehubungan dengan polemik teologis perihal adanya peneguhan sidi adalah baptisan anak.
Melihat perbedaan tersebut Gereja-gereja Protestan di Indonesia (termasuk GKI) rupanya lebih dapat memuaskan keinginan teologis mereka yang memandang baptisan (dan sidi) dan perjamuan kudus adalah dua sakramen yang saling menyertai. Namun tunggu dulu! Peneguhan sidi bagi Gereja-gereja Protestan di Indonesia adalah pelantikan seseorang menjadi anggota jemaat penuh dengan kewajiban dan haknya, baik ikut perjamuan kudus maupun kawin dan terpilih menjadi pejabat gereja.[17] Kalau baptisan anak dipandang sebagai inisiasi belum penuh, maka peneguhan sidi adalah inisiasi penuh. Akar dari pemahaman tersebut telah ada sejak zaman Reformasi abad ke-16. Luther dan Calvin memahami sidi sebagai pendahulu perjamuan kudus.

Pada pihak lain hendak dipertahankan bahwa anak-anak dididik dalam iman sebelum mereka ikut dalam perjamuan kudus, suatu hal yang justru ditegaskan pada akhir Abad-abad Pertengahan. Sekaligus tidak ada keberatan untuk mempertahankan kebiasaan untuk menyertai komuni pertama, saat pertama anak ikut dalam perjamuan kudus, dengan upacara khusus, yang tidak bersifat sakramen, namun penuh khidmat. Demikianlah diciptakan konfirmasi atau peneguhan sidi Protestan.[18]

Dengan demikian, peneguhan sidi adalah prasyarat untuk perjamuan kudus pertama. Hanya sidi itu memang berlangsung pada usia seseorang masih dini: sekitar 10 tahun,[19] dan belum akilbalig; tentu belum layak menikah. Seseorang baru dinyatakan akilbalig atau dewasa secara hukum, yakni disebut anggota sidi (lama setelah dilakukan peneguhan sidi kepadanya) dengan hak untuk memilih dan dipilih sebagai pejabat gereja, adalah 18 tahun.[20] Jadi Calvin membedakan antara peneguhan sidi untuk perjamuan kudus dan pernyataan dewasanya seseorang yang akilbalig. Bagi Calvin adalah dimungkinkan orang yang telah disidi dan ikut perjamuan kudus tidak serta merta memiliki hak menjadi pejabat gereja dan menikah, karena masih di bawah umur.
Praktek dan pemahaman Gereja-gereja Protestan di Indonesia selama ini seringkali terbalik dan agak rancu, antara peneguhan sidi dan kedewasaan. “Bukan orang harus menjadi dewasa lebih dahulu baru dapat menjadi anggota sidi Gereja, tetapi ia harus disidi untuk menjadi dewasa.”[21] Hal ini masih sering terjadi di mana Majelis Jemaat buru-buru meneguhkan sidi seseorang sebab bulan depan ia menikah.
TALAK GKI menetapkan syarat usia calon baptis (pasal 22:2a) dan calon sidi (pasal 25:2a) adalah 15 tahun.[22] Syarat usia sudah dipraktekkan oleh Sinode-sinode Wilayah sejak lama dan beberapa kali mengalami perubahan. Tak ada alasan tertulis tentang munculnya perubahan usia tersebut, namun tampaknya berhubungan dengan usia boleh kawin atau belum,[23] kecuali TALAK GKI yang tampaknya tidak terlalu berdasarkan kawin tersebut. Perubahan-perubahan usia tersebut merupakan penyesuaian usia cukup untuk menikah.

Baptisan anak: alasan kemunculannya
Oleh karena sejak semula baptisan dihubungkan dengan keselamatan, dan karena seringkali terjadi seorang anak atau bayi meninggal sebelum dibaptis, maka muncullah praktek seseorang dibaptis secepat mungkin setelah kelahirannya. Tidak jelas kapan dan di mana tepatnya praktek ini semula muncul, namun Gereja-gereja di wilayah Afrika Utara: Karthago dan Aleksandria, telah lazim membaptiskan bayi sejak abad ke-3. Origenes, Cyprianus, Augustinus mengemukakan bahwa seseorang telah memiliki dosa warisan atau dosa asal. Oleh sebab itu, seawal mungkin patutlah seseorang – melalui orangtuanya – dinyatakan terhapus dari warisan dosa tersebut, tidak perlu tunggu ia dewasa.[24] Yesus memberkati anak-anak (Mat 19:13-15; Mrk 10:13-16; Luk 18:15-17) telah lazim digunakan sebagai dasar baptisan anak sejak tahun 200-an. Sementara Gereja yang lain menggunakan nas tersebut sebagai penyerahan anak kepada Tuhan, bukan untuk dibaptis.[25] Sampai kini, Gereja-gereja tetap memakai dasar tersebut untuk baptisan anak; satu-satunya sakramen yang tidak secara langsung diperintahkan oleh Yesus.
Walaupun pandangan Augustinus cs. ditentang oleh Pelagius, baptisan anak tetap dan malahan semakin marak diberlakukan setelah zamannya. Adanya pertentangan itu justru membuktikan adanya praktek baptisan anak waktu itu. Beberapa kekecualian dan cara untuk mengatasi persoalan kanak-kanak, coba diselaraskan untuk keperluan tersebut. Penyelarasan tersebut mau tak-mau menimbulkan perubahan dalam proses pembaptisan. Misalnya: masa katekumenat yang dikenakan kepada calon baptis, untuk baptisan anak ditiadakan; eksorsisme ditiadakan dengan pemahaman bahwa formula yang diucapkan oleh Imam tersebut berlaku otomatis sebagai eksorsisme; tanya-jawab baptisan yang ditujukan kepada calon baptis, kini dapat diwakilkan kepada sponsor atau orangtua rohani hingga anak tersebut dewasa dan dapat mengucapkan imannya sendiri; dan (ini yang langsung berhubungan dengan sidi) eksorsisme dan peneguhan yang biasanya langsung diterapkan, kini ditunda hingga anak tersebut mampu sendiri memahaminya.[26] Saat akilbalig: 15 tahun-an, dirasa saat yang pas untuk melaksanakan maksud itu.
Pernyataan iman itu tetap perlu dan dianggap vital untuk keselamatan. Hingga sebelum anak tersebut dewasa (akilbalig), di mana ia belum mampu menyatakan imannya sendiri, padahal ia berpotensi melakukan perbuatan tak baik secara moral, tugas orangtua rohani atau orangtua serani menjadi berat. Perubahan lain adalah praktis, yakni menuangkan air ke atas kepala calon baptis yang berdiri diri di kolam, berganti menjadi menyelamkan bayi itu ke kolam dengan tangan. Pada mulanya di abad ke-5, cara tersebut dilihat lebih sederhana, ketimbang cara dewasa tadi.[27]
Adanya baptisan anak membuat pemisahan sakramen: dari satu sakramen menjadi dua dan tiga sakramen: baptisan, sidi, dan perjamuan kudus. Umumnya, sidi dilakukan lama setelah seorang anak (atau bayi) dibaptis. Hanya sebentar dalam sejarah gereja abad ke-13 dan ke-14 sidi dilakukan sesegera mungkin setelah baptisan anak, yakni usia 1-2 tahun. Namun segera pula dihapuskan, sebab pencurahan karunia Roh Kudus – kemudian pencurahan Roh Kudus dihubungkan dengan pemberian tujuh karunia (Yes 11: hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengetahuan, kesetiaan, dan takut akan Tuhan) – justru harus disampaikan kepada seseorang yang telah mengerti.[28] Artinya, setelah seseorang menjadi agak dewasa, sekitar 8 tahun atau bahkan lebih.
Hingga kini, praktek baptisan anak masih menjadi polemik teologis, termasuk di kalangan Protestan. Sejauh ini polemik besar tersebut dianggap tidak ada, sebagaimana praktek dan teologi peneguhan sidi, sekalipun praktek kedua ritus ini telah berlangsung sangat lama dan dinilai penting.[29] Itulah sebab, tulisan-tulisan mengenai kedua hal tersebut masih sangat sedikit jumlahnya.
GKI telah lama mempraktekkan baptisan anak. Dasarnya (TALAK GKI Pasal 23): 1) perjanjian anugerah Allah; 2) pengakuan percaya orangtuanya.[30] Dasar 1) dapat disejajarkan dengan penghapusan dosa warisan sebagaimana pernah dipahami dalam sejarah gereja. Dasar 2) agak bersifat “salah tempat” karena terlalu tidak fundamental sebagai dasar baptisan; mana mungkin dasar seseorang menjadi Kristen hanya karena ia lahir dalam keluarga Kristen. Dasar 2) tersebut sebaiknya ditempatkan secara tersendiri.

Perjamuan kudus di Indonesia: layakkah anak menerimanya?
Jelas, praktek perjamuan kudus dewasa kini tidak lagi sama dengan praktek perjamuan kudus pada zaman Patristik, di mana perjamuan kudus dirayakan berbarengan setelah baptisan dan peneguhan sidi. Oleh karena itu kita menemukan pergumulan tersendiri ketika berhadapan dengan boleh tidaknya seseorang yang telah baptis anak tetapi belum sidi, ikut mengambil bagian dalam perjamuan kudus. Tanpa mengalami proses sejarah gereja masa lalu – begitu lahir kita telah mengalami sendiri baptisan anak dan sidi – setahu kita ketiga ritus tersebut memang terpisah “dari sononya”. Di Indonesia (bahkan di Asia), sejak pertama kali diadakan perjamuan kudus pada 3 Januari 1621 di Batavia, pemisahan sakramen-sakramen justru telah lazim dilakukan.[31] Selama hampir 40 tahun saya menjadi anggota jemaat, tidak pernah saya menyaksikan langsung pelayanan baptisan, peneguhan sidi, dan perjamuan kudus dilakukan bersamaan (kecuali kebaktian yang saya pimpin 4-5 tahun terakhir). Bahkan sebagian Majelis Jemaat bersikap tidak ingin menyelenggarakan baptisan dan perjamuan kudus bersamaan. Hal inilah yang – menurut hemat saya – menutup sikap jemaat untuk melihat adanya kemungkinan perjamuan kudus dirayakan langsung setelah baptisan dan peneguhan sidi, dan bahwa ritus-ritus tersebut asalnya memang satu ritus inisiasi.
Bagaimana menurut Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia? Mudah-mudahan bukan “salah nulis” bahwa Talak BAB VIII menulis SAKRAMEN, bukan SAKRAMEN-SAKRAMEN; pasal 21 menulis: “Sakramen yang diakui dan dilaksanakan oleh GKI adalah baptisan kudus dan perjamuan kudus”, bukan “Sakramen-sakramen yang diakui …”.[32] Dengan demikian ada kesadaran bahwa GKI memandang kesatuan sakramen antara baptisan dan perjamuan kudus, walaupun tidak merupakan kesatuan sakramen dengan peneguhan sidi – berdasarkan Pasal 20:i.[33]
Layak tidaknya seseorang menerima perjamuan kudus, tidak lagi menjadi polemik sejauh orang itu adalah anggota jemaat, tidak dalam penggembalaan khusus, dan telah dibaptis. Namun, bagaimana dengan seorang anak yang telah dibaptis, dan belum sidi. Apakah ia boleh mengambil bagian perjamuan kudus?
Sebagaimana pemisahan sakramen-sakramen, komuni pertama bukan hal baru dalam Gereja Reformasi. Luther mempertahankan kebiasaan Gereja Abad-abad Pertengahan untuk melayankan perjamuan kudus bagi anak dengan suatu upacara yang sekalipun bukan sakramen tetapi khidmat: peneguhan sidi. Bahkan Calvin mengatur suatu upacara dan persiapan khusus sedemikian rupa – misalnya dengan memberi pengumuman satu minggu sebelum perjamuan kudus – agar anak dapat ikut perjamuan kudus.[34]
Memang zaman selalu berubah, demikian pula praktek teologi. Dewasa ini kita berada di zaman oikumenis, di mana Gereja yang oikumenis adalah Gereja yang tidak tersendiri karena selalu ingin berbeda dari yang lain. Sejalan dengan gerakan oikumenis, sebaiknya Gereja-gereja Protestan di Indonesia mulai merefleksi bahwa apabila bisa saling menerima baptisan masing-masing, maka juga dapat terbuka dalam merayakan perjamuan kudus. Keterbukaan bukan hanya melibatkan sebanyak mungkin denominasi, tetapi juga usia dan generasi. Dengan demikian oikumenisitas Gereja menjadi lebih nyata melalui perayaan inisiasi.

Catatan-catatan
[1] Lihat uraian C. Groenen: Sakramen-sakramen Inisiasi Kristen: Baptisan dan Krisma, J.B. Banawiratma (editor), Baptis, Krisma, Ekaristi. Kanisius 1989, 77-79.
[2] Ibid., 88.
[3] Diterjemahkan dari Kenan B. Osborne, The Christian Sacraments of Initiation: Baptism, Confirmation, Eucharist. Paulist, 63, berdasarkan naskah Didakhe.
[4] Groenen, dalam Banawiratma (ed), 90-91.
[5] Dom Gregory Dix, The Theology of Confirmation in Relation to Baptism. Westminster, 12-13. Penomoran 1] dan 2] oleh penulis.
[6] Ibid., 21.
[7] Sejauh ini, pendapat adanya baptisan anak di zaman Perjanjian Baru merupakan perkiraan, yang tidak didukung oleh bukti eksplisit. Perkiraan yang digunakan biasanya adalah jeneralisasi baptisan seisi rumah tangga (Kis 10; 16:15; 16:25-34; 1Kor 1:16; 16:15), baptisan massal di zaman para Rasul (Kis 2:41; 8;12), dan Yesus memberkati anak-anak (Mat 19:13-15). Bnd. Paul K. Jewett, Infant Baptism and The Covenant of Grace. Eerdmans 1978, 47-50.
[8] Kasus di Gereja Timur berbeda dengan Gereja Barat: air baptisan yang telah diberkati (konsekrasi) sebelumnya telah mengandung Roh Kudus di dalamnya. Oleh sebab itu pemisahan sakramen-sakramen hanya terjadi di Gereja-gereja Barat.
[9] Osborne, 114-115.
[10] Bnd. Christiaan de Jonge, Apa Itu Calvinisme? BPK GM, 228-229.
[11] Joseph Martos, Doors to the Sacred: A Historical Introduction to Sacraments in the Catholic Church. New York, 209-210, menunjukkan perbedaan cara masing-masing di Yerusalem, Konstantinopel, Aleksandria, dan Karthago.
[12] Ibid., 211-212, berdasarkan Konsili Arles (314): seseorang yang pernah menjadi bidat tidak perlu dibaptis ulang, tetapi harus menerima penumpangan tangan kedua untuk pencurahan kembali Roh Kudus yang pernah hilang darinya pada waktu menjadi bidat.
[13] Misal: Groenen, dalam Banawiratma, 104-110; Nueheuser dan A.Benning, sebagaimana dicatat Osborne, 118.
[14] Osborne, 117-118, mengutip B. Neunheuser.
[15] Misal: Regli, sebagaimana dicatat Osborne, ibid.,118.
[16] Ibid., 118-119.
[17] De Jonge, 236.
[18] Ibid., 238.
[19] Ibid., 239.
[20] Ibid., 240.
[21] Ibid., 241.
[22] Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Kristen Indonesia, Tata Gereja Gereja Kristen Indonesia. Jakarta 2003, 50, 55.
[23] DI GKI Jabar, TATA TERTIB terakhir mensyaratkan calon baptis adalah minimal 16 tahun. Sebelumnya, usia calon baptis ditetapkan 14 tahun.
[24] Martos, 174-175.
[25] Jewett, 55-56.
[26] Martos, 176-177.
[27] Ibid., 177-178.
[28] Ibid., 220-221. Usia untuk sidi berubah-ubah sejak Abad-abad Pertengahan hingga kini, yakni berkisar antara 7-10 tahun, 8-14 tahun, dan 10-17 tahun, Namun perubahan yang mencolok adalah keikutsertaan anak dalam perjamuan kudus pertama; kadang sebelum sidi, kadang setelah sidi.
[29] Ibid., 216-217: sejak awal Abad-abad Pertengahan, baptisan anak dan peneguhan sidi telah dimasukkan ke dalam Buku-buku Liturgi Gereja Barat, telah pengaturan petugas yang bukan Uskup untuk memberikan perminyakan bagi katekumen yang sekarat, pemberkatan minyak krisma, dsb. De Jonge, 2020-203: Calvin tidak bersetuju menyelenggarakan baptisan anak dalam keadaan sekarat.
[30] Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Kristen Indonesia, 52.
[31] De Jonge, 233-234. Tentang latar belakang terjadi pemisahan sakramen-sakramen, lihat I.H. Enklaar, Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-sakramen. BPK 1978. Terjadinya pemisahan tersebut adalah akibatnya banyaknya jumlah umat dan sedikitnya jumlah Imam yang mampu melayankan perjamuan kudus. Sementara pembaptisan dilakukan oleh siapa pun – sekalipun bukan Pastor atau Pendeta – sehingga diragukan kualitas pengetahuan dan kesiapannya sebagai Kristen, sementara perjamuan kudus hanya harus dilayankan oleh Imam.
[32] Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Kristen Indonesia, 49.
[33] Ibid., 49.
[34] De Jonge, 238-239.

*) Makalah ini dipresentasikan dalam Seminar Teologi Terbatas Gereja Kristen Indonesia, 22 November 2003
“Mencermati Konsep Doktrinal GKI Mengenai Baptisan dan Perjamuan Kudus dari Perspektif Biblika, Sejarah, dan Sosiologi”

HAKIKAT NYANYIAN JEMAAT


(1)

Gereja sebagai persekutuan umat percaya yang diutus keluar (Yun: ekklesia) oleh Tuhan Allah adalah persekutuan yang bernyanyi. Umat bernyanyi di dalam ibadah. Ini telah dilakukan sejak awal peribadahan Kristen. Di dalam Injil (Mat 26:30 // Mrk 14:26) diinformasikan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya bernyanyi di dalam perjamuan malam itu. Perjamuan malam itu adalah perjamuan Paska. Dalam tradisi Yahudi, umat menyanyikan Mazmur 113-118 sebagai Mazmur Paska yang disebut Hallel.[1] Hampir dapat dipastikan bahwa ini menggambarkan keadaan umum jemaat waktu itu. Bahwasanya ibadah bernyanyi itu telah dikenal sejak awal Kekristenan.
Selanjutnya, beberapa unsur liturgi dinyanyikan. Pembacaan Alkitab, Mazmur, doa-doa, dan salam disampaikan dengan dinyanyikan, sehingga hampir seluruh liturgi terdiri dari nyanyian. Cara ini dikenal dengan istilah liturgi yang dinyanyikan; berbeda dengan menampilkan nyanyian dalam liturgi. Cara ini masih digunakan oleh beberapa gereja dan biara. Gereja Ortodoks menyampaikan instruksi liturgis, doa, dan pembacaan Alkitab dengan cara melantunkannya. Gereja Roma Katolik menyanyikan beberapa unsur liturginya. Kisah-kisah sengsara Kristus dituturkan melalui nyanyian pada Jumat Agung. Biara-biara Benediktin dan Trappist mendaraskan (yakni: melantunkan syair) Mazmur sebagai antifon dalam ibadah harian. Demikian pula komunitas Taizé di Perancis. Inilah hakikat nyanyian jemaat, yakni menyanyikan liturgi, bukan sekedar nyanyian di dalam liturgi.
Menyanyikan liturgi berbeda dengan nyanyian dalam liturgi. Menyanyikan liturgi berarti, unsur-unsur liturgi dilayankan dengan cara dinyanyikan atau didaraskan. Pengajaran, pemberitaan, perayaan liturgi disampaikan dengan nyanyian. Sedangkan nyanyian dalam liturgi adalah lebih bersifat tempelan dan tontonan. Nyanyian itu tidak lagi menjadi hal pokok, melainkan variasi semata. Oleh sebab itu ada cara-cara tertentu untuk menyanyikan liturgi, yang tentu saja bukan dengan cara entertainment atau teatrikal.
Oleh karena belum ada alat pengeras suara, melagukan kalimat menolong pendengaran orang banyak. Dengan melagukan instruksi-instruksi liturgis, maka suara instruktor atau pelayan liturgi menjadi jelas terdengar tanpa berteriak. Dengan mendaraskan naskah-naskah Alkitab, maka tempo pembacaan dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak terburu-buru. Dari alasan praktis ini: melantunkan naskah Alkitab dan instruksi liturgi agar terdengar baik, lahirlah karya seni yang bernilai. Peninggalannya masih dipraktekkan hingga kini.
Dalam Gereja-gereja Protestan, doa-doa, pembacaan Alkitab, instruksi-instruksi liturgis tidak dinyanyikan sebanyak di Gereja-gereja tersebut di atas. Unsur salam: Tuhan besertamu, kadang-kadang masih dinyanyikan di beberapa Gereja Prostestan. Namun hakikat nyanyian di dalam liturgi di Gereja-gereja apa pun adalah sama. Nyanyian jemaat adalah bukan sekedar nyanyian di dalam ibadah. Ia adalah ibadah yang dinyanyikan.
Jadi, nyanyian liturgi – terutama nyanyian jemaat – bukan hal asing atau hal baru di dalam kekristenan. Gereja telah mengenal dan memakainya sejak mula-mula, zaman para Rasul, zaman Patristik, dan hingga saat ini. Hanya cara, bentuk, jenis, isi, dan berita nyanyian jemaatlah yang mengalami perubahan dan pergeseran dari waktu ke waktu. Ini terjadi di dalam sejarah selama hampir 20 abad dalam sejarah Gereja.

Catatan
[1] H.A. Pandopo, Menggubah Nyanyian Jemaat. BPK Gunung Mulia 1984. Pasal 113 dan 114 dinyanyikan setelah meminum cawan pertama. Pasal 115-118 setelah cawan ke-3. Semuanya terjadi dalam perjamuan Paska.

CARA-CARA BERNYANYI

(2)

Mempraktekkan cara menyanyikan nyanyian jemaat di dalam liturgi, sebagaimana praktek jemaat mula-mula dan beberapa komunitas dewasa ini, sangat menolong umat untuk menghayati isi pembacaan Alkitab. Irama nyanyian secara estetis akan mengatur tempo pembacaan dan pernafasan, sehingga orang tidak terdorong untuk membaca kilat tanpa pengertian dan penghayatan. Betapa sering umat tidak dapat mengikuti pembacaan dan pengucapan di dalam liturgi karena semua membaca terburu-buru. Yang terdengar hanya gaung yang melelahkan seolah-olah dikejar-kejar. Liturgi menjadi kurang khidmat.
Salah satu cara ialah melantunkan atau disebut juga pendarasan atau ruminasi. Biasanya yang dilantunkan adalah doa, perikop Alkitab, Mazmur, instruksi liturgis, atau salam. Cara ini memudahkan pendengaran dan pengertian umat, serta manusiawi. Perhatikan contoh berikut.[1]

MAZMUR 18

1 1 2 1 .
A-ku cinta pada-Mu, ya TUHAN, kekuatan-ku,
1 1 1
Tuhanlah pelindung dan pembelaku,
1 6 .
.
Allahku yang menyelamatkan daku.
1 1
Tuhanlah gunung pengungsianku,
1 1
perisai dan senjataku, bentengku
1 7 1 6 5 . │▌
. . .
sangat ter-puji.

1 1 1 2 1 .
A-ku berseru kepada Tuhan
1 1 1 7 1 6 5 . │▌
. . .
dan aku diselamatkan dari musuhku.

1 1 1 1
Maut mengancam aku bagaikan gelora ombak,
1 2 1 .
Malapetaka menyerbu aku bagaikan banjir.
1
Jerat pratala meliliti aku,
1 1 1 7 1 6 5 . │▌
. . .
perangkap neraka menganga di hadapanku.


Syair Mazmur ini dapat dinyanyikan secara antifonal, sebagai salah satu metode.[2] Lazimnya: antara kiri dan kanan, atau lelaki dan perempuan. Interior bangunan di banyak gereja tua, kapel biara, dan bahkan kapel di beberapa seminari modern, masih menggunakan sistem bangku berhadapan antara kiri dan kanan atau disebut choro. Sistem ini memang sengaja diperuntukkan bagi antifonal. Biasanya dilakukan dalam ibadah harian.
Pembagian dialognya terjadi sedemikan rupa sehingga memang sesuai dengan pemberian nomor ayat di kemudian hari. Yang ingin dituju dari cara-cara menyanyi seperti itu adalah keterlibatan umat secara aktif. Terlibat di dalam menyanyikan, terlibat pula dalam menghayati dan mengerti nas Alkitab. Jika kita memperhatikan Kidung Jemaat (KJ) 1 “Haleluya! Pujilah,” KJ 44 “Tuhan, Kasihanilah,” Mazmur-mazmur untuk ibadah harian, dan lain-lain dan tinggal bagaimana kita menghidupkan suasana ibadah, maka banyak nyanyian dapat dinyanyikan secara antifonal.
Dapat juga bernyanyi secara responsori, sebagai metode yang lain. Bernyanyi bersahutan antara pemimpin (solis) dan umat seperti dalam gereja Anglican, atau antara paduan suara dan umat, atau – sebagaimana perkembangannya dari motet – bersahutan antara solis dan paduan suara.[3] Biasanya sekelompok kecil menyanyikan lebih dahulu syair yang bersifat mengajak atau meminta respon. Lalu kelompok lebih besar, biasanya umat, memberikan respon.
Jika antifonal menekankan cara bernyanyi bersahutan antara dua kelompok penyanyi yang jumlahnya sama besar, maka responsori adalah nyanyian bersahutan antara satu-dua orang dan sekelompok besar orang. Jika ada refrein dalam suatu nyanyian, maka lazimnya refrein dinyanyikan oleh kelompok-kelompok tersebut secara bersama-sama.
Perhatikan nyanyian “Allah Bapa, Tuhan” (KJ 13) dari Zambia. Solo itu (dinyanyikan oleh seorang solis): Allah Bapa, Tuhan dimuliakanlah nama-Mu, merupakan ajakan bagi umat untuk mengulangi dan menyanyikan bagian yang sama. Lalu bagian penutup dinyanyikan secara bersama.
Hal yang sama dapat pula dilakukan pada “Pujilah! Pujilah!" (KJ 47), “Hai Musafir, Mau Ke Mana” (KJ 269), “Lihatlah Sekelilingmu” (KJ 428) dari Indonesia, dan masih banyak nyanyian lain.
Kedua cara bernyanyi dialogis ini telah digunakan oleh gereja sejak awal. Dan ternyata dikenal juga dalam kebudayaan masyarakat secara umum, baik di Indonesia maupun di beberapa penjuru dunia. Misalnya, lagu “Injit-injit Semut,” “Rasa Sayange,” dan beberapa kesenian Melayu di Sumatera, yang dinyanyikan secara dialogis antara satu orang yang mengajak dan sekelompok orang yang menanggapi.
Cara menyanyi yang lain telah digunakan dalam hymne Ambrosian sejak semula, yakni menyanyi secara alternatim. Artinya bergilir ganti antara dua atau beberapa kelompok untuk setiap bait. Dalam perkembangannya, nyanyian berbait dinyanyikan secara alternatim pada zaman Reformasi abad ke-16.[4] Misalnya, bait satu dinyanyikan oleh paduan suara, bait dua oleh pria, bait tiga oleh perempuan, bait empat oleh anak-anak, dan bait terakhir oleh semua. Apabila ada refrein, maka bagian itu selalu dinyanyikan secara bersama.
Cara bernyanyi alternatim ini mengatasi persoalan menyanyi hanya satu-dua bait dari seluruh lagu, terutama lagu-lagu yang berbait banyak seperti hymne. Memotong-motong jumlah bait yang dinyanyikan adalah suatu hal yang tidak terpuji dalam penggembalaan umat. Dengan cara alternatim ini, keutuhan suatu lagu, dengan tema dan pesan yang dikisahkan di dalam syairnya, tidak terpotong-potong. KJ 167 “Yesus, Tuhanku, Apakah Dosa-Mu” yang terdiri dari 13 bait atau KJ 165 “Jurus’lamat Dunia” (8 bait), yang setiap baitnya mengisahkan kisah sengsara Yesus secara bertahap, lengkap dan informatif, dapat disampaikan secara utuh kepada umat. Demikian pula KJ 98 “Jauh dari Sorga Datangku” (15 bait) dan KJ 129 “Dari Timur Jauh Benar” (5 bait), dibuat seperti dialog drama. Cara bernyanyi alternatim ini merupakan cara terbaik untuk nyanyian-nyanyian gereja yang sebagian besar adalah berbentuk hymne.
Zaman modern memberikan variasi lain dalam cara menyanyi. Beberapa nyanyian jemaat memungkinkan dinyanyikan secara kanon (canon) artinya beraturan secara bergaris atau berlini. Bunyi lagunya memang bersusulan antara dua, tiga, empat suara, sehingga membuat garis suara. Suara pertama menjadi “teladan” dari suara-suara berikutnya sebagai imitasi.[5] KJ 470 “Puji, Syukur, Hormat,” Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) 45 “Pujian Malam Yang Tenang,” NKB 54 “Muliakanlah, Hai Jiwaku” (dari Taizé), “Gloria” (Taizé), dan lain-lain, dapat dinyanyikan secara kanon dan merdu.
Berbagai cara menyanyi ini memberikan alternatif dan variasi. Umat tidak selalu menyanyi secara unisono, yaitu semua orang menyanyi dalam satu suara.[6] seperti yang umum kita nyanyikan. Memang, ini semua memerlukan persiapan dengan seksama. Jika ingin baik atau bervariasi dalam hal bernyanyi, maka tidak mungkin melakukannya seperti memencet tombol tape recorder.
Menyanyi menjadi hal yang menyenangkan di dalam ibadah karena bervariasi caranya. Dengan demikian suasana kehidupan ada di dalam nyanyian ibadah. Bernyanyi adalah untuk orang hidup. Bandingkan dengan kesaksian pemazmur (Mzm 6:6): di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?

Catatan-catatan
[1] Lagu diambil dari Frans Harjawiyata (pertapaan Rawaseneng), Nyanyian Ibadat Harian. Pusat Musik Liturgi 1986, h 28-29. Pendarasan Mazmur Ibadat Pagi B. Syair diambil dari Sebastianus, Mazmur & Kidung, h 26-30 untuk keperluan peribadatan pertapaan Gedono.
[2] Bnd. J.L.Ch. Abineno, dalam Dasar-dasar Theologis dari Nyanyian Gerejawi, dalam Gereja dan Ibadah Gereja, BPK Gunung Mulia 1986, h 96-97, Abineno menekankan bahwa antifonis sebagai cara bernyanyi yang terbaik, Michael Kennedy, Antiphonal Singing, The Concise Oxford Dictionary of Music, Oxford University Press 1985, h 22.
[3] Kennedy, Responses, Responsorio, ibid., h 538. H.A. Pandopo. h 21. Istilah “khorus” sejak dahulukala dipakai dalam gereja untuk kedua kelompok yang bernyanyi berbalasan dalam ibadah gereja.
[4] H.A. Pandopo, h 42.
[5] Kennedy, Canon, ibid., h 112. Ada beberapa jenis dan cara menyanyikan kanon dalam musik.
[6] Kennedy, Unison, ibid., h 673.

BENTUK-BENTUK NYANYIAN JEMAAT

(3)


Hal yang terutama perlu diperhatikan dalam nyanyian jemaat adalah isi syair. Syair berfungsi sangat penting. Tradisi gereja dan ajaran para Bapa gereja hingga zaman Reformasi menekankan bahwa syair harus langsung dan utuh diambil dari Alkitab. Syair yang paling indah, berbobot, lengkap, kaya, sehingga layak diajarkan kepada umat dan diberitakan kepada dunia adalah syair Alkitab. Para penyair tidak boleh seenaknya sendiri menyusun syair nyanyian jemaat tanpa dasar Alkitab.
Lagu harus disesuaikan dengan syair. Bentuk ini sangat nyata dalam nyanyian yang disebut resitatif, yakni satu nada untuk sejumlah suku kata. Cara ini telah digunakan dalam liturgi sinagoge pada awal kekristenan. Contoh di halaman 3 menunjukkan bahwa nada “do” dominan digunakan dalam pembacaan Mazmur 18 itu. Ada juga model lagu lain, misalnya nada “la” (Mazmur 107), nada “re” (Mazmur 143),[1] dan lain-lain. Namun, syair diambil langsung dari naskah Alkitab. Ini sesuai dengan maksud recitativo, yakni menuturkan naskah Alkitab dengan cara mendaraskan atau menuturkan.[2] Dalam hal penuturan, syair lebih ditekankan daripada lagunya.
Dengan demikian terlihat bahwa nyanyian dan bernyanyi adalah alat untuk mengajarkan dan memberitakan firman. Nyanyian dan bernyanyi tidak bertujuan pada dirinya: ingin dipuji dan diagungkan. Nyanyian dan bernyanyi adalah sarana untuk mengajarkan dan memberitakan firman Allah dalam liturgi secara khidmat. Prinsip ini tetap dipegang oleh gereja hingga akhir Abad-abad Pertengahan, walaupun percikannya masih terasa hingga zaman Reformasi dan bahkan zaman ini.
Dalam nyanyian jemaat atau dalam liturgi masa kini, bentuk resitatif masih kita jumpai, misalnya di biara-biara Benediktin, Trappist, dan Ortodoks. Perannya terutama dalam pembacaan Alkitab atau Mazmur. Dalam beberapa lagu Taizé ternyata terdapat juga unsur nyanyian yang dinyanyikan secara dialogis. Seorang cantor (penyanyi) menyanyikan bagian-bagian penuturan secara resitatif dan umat menyanyikan refrein. Juga di dalam agama-agama dan kebudayaan masyarakat lain, bentuk ini lazim digunakan sebagai cara menuturkan pengajaran. Kata lain dari resitasi adalah ruminasi.
Bentuk lain yang juga lazim digunakan adalah melismatis. Dalam Bahasa Yunani melisma berarti nyanyian. Bentuknya berbalikan dari bentuk pertama, yakni beberapa nada untuk satu suku kata[3] yang dianggap penting sehingga perlu penegasan. Kita jumpai bentuk ini dalam nyanyian-nyanyian liturgi yang kemudian menjadi unsur-unsur Kyrie (Tuhan Kasihanilah) dan Gloria (Kemuliaan), Sanctus (Kudus), Agnus Dei (Anakdomba Allah), Haleluya, dan Amin. Jalinan notasi untuk satu suku kata dapat mencapai belasan atau bahkan puluhan nada dalam gregorian. Sebuah contoh dari gereja Ortodoks Yunani berdasarkan melodi biara Gunung Athos demikian.[4]





KYRIE ELESION

la=d Gunung Athos-Yunani

1 7 6 6 │ 2 3 3 . │ 5 5 5 4 5 │ 6 6
. . .
Ky-ri-e e- le- i-son, Ky-ri-e e - le- i -

3 4 3 2 1 7 6 7 1 2 │ 3 4 3 2 1 3 │ 2 1 7 6 . │▌
. . . . .
son, Ky - ri-e e- le-i - son.


Perhatikan bagian –son dari eleison, yang dilantunkan dalam sepuluh nada. Nyanyian ini dapat dinyanyikan dalam litani Kyrie sebagai respon umat setiap selesai pengucapan formula-formula doa. Nada “la” terakhir dapat terus disenandungkan secara piano (lirih) sementara formula doa diucapkan.
Sisa pengaruh unsur melismatis kita jumpai pula di dalam beberapa nyanyian hymne antara lain: “Alam Raya Berkumandang” (KJ 101) dan “Kristus Bangkit! Soraklah” (KJ 188). Bagian Gloria (Glo– dilantunkan dalam enam belas nada) dan Haleluya (Ha– dilantunkan dalam lima nada). Maksud dari penggunaan melisma adalah untuk memberi penekanan terhadap syair yang dianggap penting, selain tentu saja sebagai ornamen musik.
Bentuk melismatis tergolong cukup umum digunakan, baik dalam nyanyian jemaat modern maupun dalam masyarakat. Unsur ini terkandung juga dalam lagu-lagu Melayu, India, Cina, dan lagu-lagu rakyat lain seperti tembang. Misalnya, nyanyian “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku” (NKB 29) dari Malaysia. Walaupun banyak di antaranya yang bentuk melismanya tidak sepanjang lagu-lagu gregorian, namun sepercik bukti ini menandakan adanya juga pola yang berlaku umum dalam masyarakat.
Bentuk lain yang sangat wajar dan paling banyak kita jumpai sebab sederhana, ialah silabis (bahasa Inggris sylable artinya suku kata). Yakni satu nada untuk satu suku kata. Seperti orang berbicara. Dalam bahasa berirama (seperti Mandarin dan Thailand) akan terlihat sangat jelas bahwa setiap suku kata mempunyai irama untuk satu arti.
Sebagian besar nyanyian di dalam Kidung Jemaat dan Nyanyikanlah Kidung Baru berbentuk silabis. Walaupun di dalam nyanyian semisal “Hai Dunia, Gembiralah” (KJ 119), terdapat melisma, atau di dalam nyanyian “ Suci, Suci, Suci" (KJ 2) terdapat resitasi, namun mereka tergolong bentuk silabis. Juga Mazmur Jenewa berbentuk silabis, kecuali Mazmur 6 yang merupakan gejala langka dan unik bagi Mazmur Jenewa, yang memiliki melisma.
Bagi umat dan gereja, tentu saja terbuka kemungkinan untuk menyanyikan bentuk-bentuk lain dari khazanah musik yang ada. Sangat disayangkan jika kita hanya mengambil bentuk yang satu dan menolak banyak yang lain dalam hal musik. Lebih parah lagi jika bersikap menolak semuanya, tetapi tidak mengambil apa pun sama sekali.
Dalam musik gereja, kedua bentuk yang pertama: resitatif dan melismatis, banyak kita jumpai dalam nyanyian gregorian. Tetapi bentuk ketiga: silabis, ini banyak terdapat dalam nyanyian atau hymne ambrosian. Secara historis, bentuk melismatis dan silabis berasal dari tradisi sinagoge.[5]

Catatan-catatan
[1] Harjawiyata, h 54-56, 68-69. Pendarasan Mazmur Ibadat Pagi D dan Ibadat Sore A. Bandingkan persamaan dan perbedaannya dalam Mazmur Jenewa.
[2] Kennedy, Recitative, h 522. Bentuk ini pun digunakan dalam beberapa opera abad ke-17 dan ke-18.
[3] ibid, M. Kennedy, Melisma, h 409.
[4] Diambil dari Georges Lemopoulos, Let Us Pray to the Lord : A Collection of Prayers from the Eastern and Oriental Orthodox, WCC 1996, h 89. Susunan lagu oleh Terry MacArthur. Lagu ini dinyanyikan untuk mengiringi litani Kyrie, berdasarkan liturgi St. Yakobus.
[5] Karl-Edmund Prier, Sejarah Musik Jilid 1. Pusat Musik Liturgi 1991, h 16-17.