Oleh: Rasid Rachman
Di tengah hal-hal biasa, selalu saja ada hal-hal unik di dalam hidup berjemaat. Terutama menyangkut manusia, tetap ada inspirasi, gugahan, ide-ide, gejolak, atau bahkan konflik yang ujung-ujungnya menghantar saya sampai ke refleksi: hari ini saya memperoleh satu lagi hal baru. Hal tersebut dimungkinkan karena perjumpaan dengan berbagai macam orang.
Ada yang tidak bisa (alih-alih: tidak mau) beribadah hanya karena gereja kami panas, tidak ada AC-nya. Anak atau bayinya selalu gelisah selama kebaktian karena gerah, katanya. Tetapi untuk syukuran, ia selalu meminta gereja kamilah yang melayaninya. Ketika anggota keluarganya sakit, pertama dan tercepat pihak yang dihubungi adalah gereja, minta dilawat.
Ada yang datang ke gereja bukan kebaktian hari Minggu, melainkan hari-hari kerja biasa. Kebaktian hari Minggunya di gereja lain, tetapi untuk berdoa ketika bergumul atau hendak bertemu klien “numpang” di gereja kami.
Ada yang jarang sekali datang ke gereja kami, padahal ia adalah anggota. Mungkin hanya 1 kali setahun atau dua tahun. Kami tahu dia selalu beribadah di satu gereja. Kalau datang ke tempat kami, dia mengeluh bahwa gereja kami itu adalah gereja yang paling cocok dengan dia: dekat, waktunya pas, tidak bertele. Sementara gereja yang dikunjunginya secara rutin itu sama sekali tidak baik untuk dirinya: jauh, harus naik ke lantai 3 dengan tangga, dan tidak saling kenal. Ajaibnya, dia tetap menjadi pengunjung gereja itu selama hidupnya.
Ada juga yang “hobi” keliling gereja di wilayah kami. Minggu ini ke gereja A, Minggu depan ke gereja B, Minggu lain ke gereja C, begitu seterusnya sepanjang tahun. Semua gereja dikunjunginya. Dengan demikian, ia menjadikan dirinya tamu di gereja mana pun, termasuk di gereja kami di mana ia menjadi anggota. Apakah kriteria ia ke gereja-gereja itu? Kriterianya: asal menguntungkannya. Istilah saya: ngelaba. Ia datang ke suatu gereja di mana sedang berlangsung acara, termasuk kebaktian hari Minggu, yang menguntungkan dirinya.
Dalam kehidupan berjemaat, unik dan menyebalkan itu berada pada wilayah abu-abu. ®