Minggu, Februari 03, 2008

JANGAN DUDUK DEKAT PENDETA


Oleh : Rasid Rachman

Entah siapa yang memulai dan mengajarkan dengan menakut-nakutkan, umat di GKI Perumnas-Tangerang tidak mau duduk dekat saya. Hal ini berlaku juga bahkan bagi anak-anak. Ibu-ibu mereka akan menyuruh mereka pergi menjauh kalau saya duduk dengan mereka dalam satu acara, sekalipun anak-anak itu sudah duduk di situ lebih dahulu daripada saya.
Menurut mereka, hal tidak duduk dekat Pendeta itu menunjukkan sikap segan dan hormat. Tetapi menurut saya, hal itu merupakan bentuk penindasan kepada anak, tidak mendidik, dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi saya. Mirip-mirip pelecehan. Seolah-olah saya sedang mengidap penyakit yang mahaberbahaya karena muda sekali menulari orang-orang sekitar, sehingga harus dijauhi.

Terutama untuk anak. Kita harus mengatakan bahwa tidaklah benar anak-anak diteror dengan ketakutan pada seseorang atau sesuatu yang jelas tidak berbahaya. Apabila nakal, anak sering diteror “ditangkap polisi” atau “disuntik dokter atau “dipelototin pendeta”. Penanaman ancaman tanpa dasar tersebut jelas tidak sehat. Jelas, orang tua telah berbohong kepada anak. Selain itu, orangtua akan kesulitan sendiri apabila sekali waktu anaknya perlu berurusan dengan dokter, misalnya.
Untuk kasus saya, tindakan menjauhi saya menimbulkan kesepian di tengah keramaian. ©

Tidak ada komentar: