Oleh : Rasid Rachman
“Suster sekarang sedang mengerjakan apa di biara ini?” tanya saya kepada Suster Paula, OCSO. Kala itu kami berkesempatan berbincang di ruang tamu. Tidak ada lagi grata seperti biara Abad-abad Pertengahan. Perbincangan kami hanya diantarai oleh sebuah meja pembatas. Saya bertanya hanya sekadar ingin tahu dengan cara apakah dan bagaimanakah para suster mengisi hari-mari mereka di dalam cloister di luar waktu ofisi.
“Saya membersihkan sarang laba-laba. Saya mendapat tugas dari Abdis,” jawabnya biasa-biasa saja.
“Oh, begitu. Seluruh rumah biara? Berapa lama suster dapat menyeselsaikannya?” saya bertanya kembali. Setahu saya, rumah biara itu begitu luas, tembok dan langit-langitnya tinggi, dan saling berjauhan antara antara satu ruang dengan ruang lain. Sementara itu, masih banyak bagian dari rumah biara itu yang tidak saya ketahui.
“Tidak ada target. Tugas yang diberikan kepada saya adalah membersihkan tembok biara. Lantas, saya membersihkannya terus menurut jadwal kerja harian, sampai bersih atau sampai mendapat tugas baru untuk mengerjakan yang lain lagi” begitu ia menjelaskan.
Dalam disiplin spiritualitas, hidup dengan segala sendi-sendinya adalah ziarah. Bekerja dengan tujuan, namun tanpa target. Tidak ada momok “kejar tayang” dan diburu waktu. Manusia tidak diperbudak oleh waktu, tetapi baiklah mengisi hari-harinya dengan bekerja dan berdoa, belajar dan makan, lantas memaknainya. ©
Rabu, Februari 06, 2008
BEKERJA ALA MONASTIK
Label:
musafir monastik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar