Kamis, Februari 07, 2008

“E” VERSI DUA

Oleh : Rasid Rachman

“E” itu orang baik, pintar, dan halus budi. Pengalaman hidupnya cukup banyak dan beragam, tetapi ia tetap rendah hati. Orangnya low profile, alias ga memperlihatkan kepandaiannya. Dia pernah bekerja di beberapa tempat, namun muaranya yang terakhir adalah dosen Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani di STT Jakarta, almamaternya. Saya kira, dia menikmati pengabdiannya sebagai dosen itu, selain sebagai Pendeta di gerejanya.
Selain anaknya lahir bertepatan dengan ulang tahun saya, “E” juga seorang yang enak dan nyaman diajak bicara. Bicaranya tiadk meledak-ledak, tetapi penuh terisi kata-kata bermakna. Selama berbicara dengannya, lawan bicara tidak merasa digurui atau diredahkan. Ia menempatkan diri setara dengan lawan bicaranya. Sekali waktu, ketika kami sedang berbincang di kantin STT, seorang mahasiswa menyela kami.
Mahasiswa itu berbicara kepada saya: “Pak, tiga kuliah kemarin itu tidak diberi nilai. Percuma dong.” Waktu itu saya memang baru saja menggantikan kuliah dosen yang berhalangan. Hanya tiga kali saya memberi kuliah di kelas mahasiswa tadi.
“Semua hal yang pernah kita pelajari, apalagi di dalam kuliah, tidak ada yang percuma. Nilai seorang mahasiswa bukan hanya karena sejumput angka di atas secarik kertas. Kuliah jangan dilakukan jika hanya untuk mendapat sejumput angka nilai,” jawab saya kepada mahasiswa itu.
Rupanya, “E” terkesan dengan jawaban itu. Dia menimpali saya: “Betul Sid, seharusnya mahasiswa menyadari bahwa dalam mempelajari sesuatu ia tidak tergantung pada ada atau tidak adanya angka nilai di kertas.” Sepertinya “E” ingin mengatakan bahwa mencintai ilmu itu jauh lebih utama ketimbang mengejar nilai “A” atau “B”. Kualitas seseorang tidak tergantung atau ditentukan pada angka-angka tersebut, tetapi pada kesukaannya terhadap ilmu yang ditekuninya.
““E”, kau benar.” ©

3 komentar:

Ariwandira mengatakan...

setju sekaliiii.....

Ariwandira mengatakan...

setuju sekaliii...

Rasid Rachman mengatakan...

Ari, "E" ini memang seorang teman, rekan, dan dosen yang berkesan bagi saya.