Jumat, Februari 01, 2008

GKI KARET?



Oleh : Rasid Rachman

Baru saya ketahui bahwa surat pelembagaan (dh pendewasaan) Jemaat ini adalah GKI Perumnas-Tangerang. Namun selama ini, sejak saya masuk tahun 1997 hingga kini, nama yang populer adalah GKI Karet. Dahulu, saya juga terbiasa menyebutnya GKI Karet. Namun nama itu selalu menimbulkan masalah. Banyak orang keliru bahwa saya adalah Pendeta GKI Karet Belakang (Sudirman) yang kebetulan usia pelembagaannya cuma berbeda seminggu dengan GKI Perumnas-Tangerang. Oleh karena itu, saya selalu menyebut Jemaat ini dengan GKI Perumnas-Tangerang.
Soal nama GKI Karet itu, seseorang anggota jemaat menyadarkan saya. Ceritanya begini. Jemaat ini punya “tradisi” memperlambat hampir setiap waktu acara. Kalau tertulis di warta jemaat pukul 18.00, maka itu berarti acara dimulai pukul 18.30 atau bahkan 19.00. Suatu saat seorang anggota jemaat berkata: “Namanya sih GKI karet, makanya ngaret terus.” Sejak itu saya berusaha mengkonsistensikan waktu acara dengan pewartaan.
Sekarang, baik anggota jemaat maupun klasis dan sinode tahunya Jemaat ini adalah GKI Karet. Karet adalah nama jalan untuk Jemaat ini. Orang-orang berpegang pada ketentuan Tata Gereja GKI bahwa nama Jemaat diambil sesuai dengan nama jalan, bukan wilayah. Kalau sebut GKI Perumnas-Tangerang, malah didengar asing karena tidak lazim. Selain itu, nama GKI Perumnas-Tangerang juga kurang resmi bagi GKI. Rasanya hanya saya yang bertahan menyebut GKI Perumnas-Tangarang, bukan GKI Karet. Alasan saya: ketimbang menjadi momok jam ngaret terus alias ga tepat waktu, lebih baik memperbaiki citra dengan mengubah nama. ©

Tidak ada komentar: