Oleh: Rasid Rachman
Banyak acara untuk mengisi cuti atau liburan, selain jalan-jalan dan wisata kuliner. Namun ketika tiba waktunya, keder juga memanfaatkan waktu. Biasa, lagu lama, malas ngerjain apa-apa. Apalagi saat ini saya mengambil cuti di luar waktu libur sekolah anak. Jelas, ga bisa jalan-jalan. Untung, di hari terakhir cuti kami teringat untuk menjadi relawan 2 jam di Depot Daur Ulang Tzu Chi Gading Serpong.
Depot ini buka setiap hari. Urusan depot ini adalah mendaur ulang sampah-sampah kering hasil rumah tangga. Depot mengambil atau menerima sampah-sampah kering dari “para langgaran” sekitar lokasi. Siapa saja boleh bergabung sebagai “pelanggan” depot. Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah menurut jenis-jenisnya: kertas, kadus, kertas kekuningan, kaleng, kantong plastik, gelas plastik, botol, dsb. Dari depot ini sampah-sampah tersebut kemudian disalurkan atau dijual ke penyalur. Selain sebagai penyalur pertama setelah rumah tangga, depot ini telah menanamkan pendidikan akan pemanfaatan kembali sampah kepada masyarakat.
Hari ini, para relawan yang jumlahnya 40 orang itu diberi tugas menguliti merk botol dan mengorek mulut gelas air mineral. Untuk botol, tutupnya dan kalungan cincin pada mulut botol dibuka, merknya dilepaskan dan dikumpulkan di suatu tempat. Terhadap botol plastik itu, diinjak-injak sehingga gepeng, lalu dikumpulkan di suatu tempat pula. Untuk gelas mineral, setelah plastik bekas penutup gelas dibuka, sisa penutup yang tertempel rapat di bibir gelas, dikorek-korek dengan gunting hingga lepas. Gelas-gelas tersebut juga dikumpulkan di suatu tempat. Semua barang siap salur tersebut akan ditampung oleh penampung lain di tempat lain untuk kemudian didaur ulang atau digunakan kembali.
Siapa pun dapat menjadi relawan. Hari ini kami bergabung dengan para mahasiswa pendidikan agama Buddhis dari Bumi Serpong Damai. Mereka sudah tiba dan berkerja lebih dahulu – mungkin karena sudah janjian dengan pengurus depot. Dengan bekerja sesuai peran dan penugasan masing-masing, orang-orang muda ini bekerja dengan cekatan dan tidak banyak bicara, tetapi tetap dapat bercengkerama.
Kerjanya sendiri memang mengasyikan. Sambil duduk, relawan mengorek dan menguliti gelas-gelas plastik, lalu melemparkannya ke keranjang. Ketika bekerja itulah, relawan saling mengobrol, ada yang sambil bercanda, namun ada pula yang mengkoordinasi semua pekerjaan atau memotret. Ada pula beberapa relawan yang menyediakan fasilitas, seperti menuangkan sejumlah gelas atau botol ke tempat di mana gelas dan botol hampir habis, mengangkat dan menyesiakan kembali keranjang gelas dan botol. Pembagian tugas tersebut memang memudahkan pekerjaan menjadi lebih cepat diselesaikan.
Sekitar pukul 12, satu persatu relawan berhenti bekerja. Rupanya waktu kerja memang antara pukul 09.00 hingga pukul 12.00. Waktu yang tidak lama, namun hasil yang dicapai lumayan banyak. Berkarung-karung gelas dan botol bekas siap salur telah tersedia.
Sedikit pikiran nyeleneh saya, kapan ya para pemuda gereja berpola pikir bahwa kegiatan pemuda gereja bukan melulu ibadah dan persekutuan, tetapi juga peduli lingkungan? °
Minggu, Februari 28, 2010
MENGISI LIBURAN DI TZU CHI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar